Untuk beliau

Hari ini cukup melelahkan bagi saya. Dari menjemput ayah di bilangan Semanggi menuju Cengkareng untuk melepas beliau ke Yogyakarta. Di dalam perjalanan, banyak sekali pikiran-pikiran yang terlintas di otak saya, sampai sedikit radikal juga ada. Tapi itu semua menghilang, karena salah satu guru dari sekolah terbaik Indonesia, yang kebetulan saya beruntung pernah sekolah dan lulus dari sana, terkena tumor otak (otak kiri katanya, saya juga kurang tahu dan kurang paham).
Karenanya, sekarang saya mau cerita sedikit yang saya tahu tentang beliau :)
Namanya Pak Zulhiswan, dengan gelar Ir. (Insinyur) yang dia dapatkan dari Universitas Sumatera Utara, tepatnya jurusan Teknik Industri.
Insinyur, jadi guru? Hampir tidak pernah saya mendengarnya, tapi itu menjadi kelebihan beliau dalam mengajar. Dengan suaranya yang berat, gaya yang elegan dan efisien, dan kemampuannya menyihir kelas membuat saya terkagum-kagum dengannya, apalagi kebetulan saya memakai kacamata yang sama dengan beliau, jadi saya sering diledekinlah ceritanya. Mungkin beliau kurang ngeh dengan hal ini :)
Saya memang kurang banyak berbincang dengan beliau, berbeda dengan wali-wali asrama saya, atau guru wali saya yang saat itu juga menjadi kepala sekolah (tidak pernah makan siang bareng sejak dia jadi kepala sekolah padahal). Tapi cukup sering kami bertatap muka saat ia mengajar, dan entah apakah dia melihat cermin di depannya atau seperti menemukan hal lain, banyak hal spontan yang tidak akan pernah anda duga akan dilontarkan oleh beliau..kalau Bapak Mario Teguh bilang, "Luar biasa."
Dan malam ini saya baru mendengar kalau beliau tengah berjuang melawan tumor otak, dan segera dioperasi.

Hanya satu kalimat yang inginkan saya sampaikan. Terima kasih, Pak, telah memberikan warna tersendiri dalam pergulatan saya di dunia pendidikan. Dan atas banyak inspirasi yang anda berikan kepada kami semua, terima kasih, Pak. Cepatlah sembuh.