Ternyata ada "misi terselubung" dari serangan Israel..

http://www.mer-c.org/images/stories/banner-palestine%28468x90%29.jpg

sampe malem gw buat blog ini, udah 12 hari Israel dengan enaknya mengepung jalur Gaza. Kemajuan di hari ini cuma Israel ngasih kesempatan 3 jam (saja) untuk rehat juga memberi kesempatan buat masuknya bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia. Seperti kita tahu, Israel itu adalah negara bonekanya Amerika Serikat yang tujuannya menurut gw cuma 1, yaitu mendirikan sebuah negara Yahudi, tidak non-Yahudi yg jadi warga negaranya. Awalnya, mereka ga punya tuh yang namanya wilayah negara, sebagai salah satu syarat agar negaranya diakui dunia. 

Daripada kepanjangan juga, langsung aja kita lihat hal-hal terselubung dari Israel dari serangannya ke Gaza..
kenapa Israel mengelar operasi besar-besaran ke Jalur Gaza??Nah, jawaban paling logis berdasarkan analisadaily.com karena bentar lagi pemilu, dan para politisi Israel 'cuma' pengen nunjukin ke rakyat2nya klo mereka adalah pelindung rakyat Yahudi. Isu berkaitan yang paling gampang buatnunjukinnya sikap itu bisa kita rujukkan ke wilayah2 yang terancam, contohnya di Sderot.

Sderot, kota kecil di selatan Israel yg jaraknya cuma beberapa mil dari Gaza, cuma punya 15 detik buat nyari perlindungan klo tiba2 ada raungan suara sirene tiap ada serangan roket dari Hamas. Dan selama hampir 5 tahun, keadaan itu jadi siksaan juga cobaan berat dalam keseharian kehidupan mereka (walopun mereka Israel-negara perang-namanya juga manusia pasti trauma berat dikit2 diserang roket)..halte2 bus di kota itu udah diperkuat spesial untuk tempat berlindung lengkap dengan senjata bila tiba2 ada serangan dari Gaza.

Pemilu di Israel yg jadwalnya 10 Februari nanti membuat tidak ada pejabat pemerintahan Palestina yg nyuekin ancaman2 dari Gaza, terutama karena pejuang Palestina punya roket2 dengan kemampuan jarak jauh dan hulu ledak yang lebih besar, yang berdasarkan info dari berbagai sumber, senjata2 Hamas itu kebanyakan peninggalan Fatah dari Amerika, pembelian dari Soviet, bahkan ada semacam "secret weapon" berupa roket dengan jarak tempuh sekitar 50an kilometer.

Jadi, udah bisa diduga klo hampir setengah juta warga Israel tinggal dalam jangkauan roket Gaza. Adanya unsur2 politis untuk bertindak konkrit terletak di balik keputusan Israel untuk nyerang Gaza. Dan nyaris semua pemikiran itu adalah dari Tzipi Livni, sang menteri luar negeri juga partai tengah Kadima, serta Ehud Barak, menteri pertahanan juga ketua partai Buruh.

Nah, mereka berdua itu berjuang untuk melawan Benjamin Netanyahu, mantan PM dari partai Likud sayap kanan dalam pemilu nanti. Jika mereka masuk ke pertarungan di dalam pemilu, gak ada dari mereka yg akan mampu nampilin sesuatu kecuali sikap agresif seperti menghadapi perang. Sekarang, walaupun kesannya seperti nyuekin, dapat dipastikan kalo Israel dengerin semua kecaman juga kutukan dari dunia internasional. Kita lihat saja, dalam 2 hari terakhir ini, 300 warga Palestina tak berdosa sudah mendahului kita dengan syahid di medan perang, walau mayoritas dari mereka hanyalah warga sipil. Bedanya, roket2 dari Gaza selama 7 tahun terakhir HANYA membunuh 17 sipil Israel. Sejak Israel menarik pasukannya dari Gaza September 2005 lalu, 150 warga sipil Palestina terbunuh UNTUK SETIAP KEMATIAN WARGA SIPIL ISRAEL. Diadepin dengan rasio kayak gitu, pemerintah Israel gak akan bisa bantah kalo responnya dari Gaza akan sebanding.

Lagian , alesan dari konflik Gaza itu kegagalan dari kebijakan pihak Israel maupun Hamas. Sejak Hamas nguasain Gaza dari Juni 2007, taktik satu2nya dari Hamas cuma menembakkan roket ke selatan Israel, sehingga mancing respon keras-yang tentu semua orang dapet memprediksinya. Sementara, Israel udah blokir Gaza terhadap apapun kecuali untuk pasokan kemanusiaan yg penting juga melancarkan serangan militer dengan teratur.

Pada berbagai kesempatan yg amat sangat langka saat pos perbatasan dibuka, para pejuang Palestina kadangkala menyerang tentara Israel, hingga memaksa Israel untuk kembali menutup dan mengisolasi Gaza lagi.

Karenanya, praktis 1,5 juta warga Gaza jadi tawanan. Tahun lalu, gencatan senjata yg diatur Mesir membuat keadaan cukup tenang. Tapi keadaannya jadi hancur lagi di tengsh tuduh-menuduh tentang siapa yg salah dan harus dipersalahkan.

Satu-satunya harapan terletak di gencatan senjata. Namun, apapun kemajuan yang ingin dicapai secara politik sepertinya harus menunggu hasil pemilu di Israel. Sementara, mau tidak mau agresi tetap berlangsung, dan kita sebagai warga dunia juga saudara seiman dari para pejuang Palestina harus merelakan satu persatu pejuang syuhada mati syahid membela tanahnya, tanah Palestina....

http://www.mer-c.org/images/stories/banner-palestine%28468x90%29.jpg

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Logis memang, apalagi dari dulu sebenernya Israel takut ama Hamas. Tank sakti Israel sebenernya punya kelemahan di bagian bawahnya, dan cuma bisa dihancurkan dengan mendekat dan memasangkan bom. Hamas sukses. Agresi Lebanon sebenarnya membawa banyak petaka bagi Israel.