Sierra Soetedjo

Well sebenarnya musik jazz bukan salah satu musik yang saya gemari.
Namun di malam dengan hujan rintik-rintik pada tanggal 4 Desember lalu, kaki saya melangkah menuju gelaran Jazz Goes to Campus ke 34 untuk menonton grup jazz dari Prancis yang bikin heboh timeline Twitter saya akhir-akhir ini, yakni Nouvelle Vague. Untuk saat ini saya kebetulan tidak membicarakan mereka dulu ya. Setelah suguhan spektakuler dari Nouvelle Vague, dengan melihat buku saku rundown milik teman, saya tergelitik untuk menyaksikan penampilan dari seorang Sierra Soetedjo. Sebenarnya setelah Nouvelle Vague main, kalau tidak salah LLW dan juga Glenn Fredly juga akan bermain. Namun karena sedang tidak berminat untuk nonton berlama-lama, saya malah pergi melawan arus menuju panggung tempat Sierra Soetedjo tampil.
And i don't regret it, because Sierra Soetedjo definitely the most beautiful Indonesian Jazz singer i've ever watch!
Anyway, she is an Indonesian jazz singer who has accomplished her study in Perth (Australia) majoring in vocal at Western Australia Academy of Performing Arts, graduated in Advanced Diploma of Contemporary Music (2005), and Bachelor of Music (Jazz Performance) in 2007. Jelas sekali bukan apabila passion dia memang di dunia musik?
Wanita cantik ini juga sudah pernah berkolaborasi dengan musisi jazz ternama Indonesia seperti Idang Rasjidi, Ireng Maulana, dan juga Mus Mujiono. Pernah juga berkolaborasi dengan Katon Bagaskara dan Tompi. Panggung bersejarah seperti Java Jazz Festival dan Jazz Goes to Campus pun sudah ia cicipi. Sebuah pencapaian yang tidak main-main.
Oh ya, pada awal tahun ini ia juga sudah merilis audiophile album yang berjudul "Only One". Isinya lagu-lagu easy listening seperti Leaving On a Jet Plane, Save The Last Dance, Especially For You, The Only One, dan lain-lain. Saat ini sih dia sedang membuat album kedua tentu saja.
Oh ya pada tulisan kali ini teman-teman bisa menikmati salah-satu MV dari dia yang berjudul "The Only One"
Enjoy this video! :)



maju Pemimpin Muda!!

Hidup hanyalah sedikit dari yang banyak,
Ia menumbuhkan pikiran, membesarkan hati, dan melapangkan nurani,
dan hanya mereka yang mau membuka pintu logika dan perasaan,

yang mampu menemukan ujung dibalik semuanya.

Maka, berbanggalah mereka yang sempat merasakan hidup,
Belajar akan hikmah, tersentuh akan inspirasi, dan menjadi guru bagi yang lain.
Mari terus hidup, belajar, dan bergerak! Karena diam berarti mati.
Terus berbenah, karna hari esok bisa jadi tak lebih cerah dibanding hari ini.
maju Pemimpin Muda!
hidup Pengabdi Bangsa!



Zakiyus Shadicky.

Journalist Days 2012. COMING SOON!!

Journalist Days 2012: Media and Democracy
Date: April 30th - May 5th 2012
Rundown: Seminar - National Discussion Forum - Company Observation - Training


Q&A:
mengapa kita mengangkat tema "media and democracy"?
karena demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang menuntut adanya keterbukaan informasi. Keterbukaan informasi dalam demokrasi bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat seperti yang diinginkan oleh sistem demokrasi itu sendiri.
Sementara itu, ketersediaan informasi hanya bisa dicapai jika ada penyebar atau penyalur informasi, yaitu media. Oleh karena itu, jelas bahwa media memiliki peran yang krusial dalam demokrasi.
Indonesia sebagai negara yang baru menganut sistem demokrasi membutuhkan peran media dalam rangka menyukseskan pelaksanaan demokrasinya.


reach us!
on twitter: @journalistdays
on Facebook: Journalist Days FEUI


COMING SOON!

Delapan hadiah terindah

Delapan macam hadiah ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi


1. KEHADIRAN
orang-orang yang kita sayangi.Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilaiharganya. Memang kita juga bisa hadir di hadapannya lewat surat, telepon,foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, anda dan dia dapatberbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh danintensif. Jadilah kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan.


2. MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang
lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan
perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah
menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar
dengan baik, pastikan anda dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa
menangkap utuh apa yang bisa disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu
menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini
memudahkan anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak
harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan manispun akan
terdengar manis baginya.


3.DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada keku atan. Diam bisa dipakai
untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang. Tapi lebih dari
segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena memberinya ”ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa
gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.


4.KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki
atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku
mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan
adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah ”Kau bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah
memberinya kepercayaan penuh untuk bertangung jawab atas segala hal
yang ia putuskan atau lakukan.


5.KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih
ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah
kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, andapun bisa
menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di
ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.


6.TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran,
sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang
benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah
ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih
atas segala hal yang dilakukannya demi anda. Ingat-ingat pula, pernahkah
anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga
permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.


7.KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai
menjadi pertengkaran yang hebat. Bila anda memikirkan hal ini, berarti
anda siap memberikan kado ”kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk
mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari
bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


8.SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman,
terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang
beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram,
bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat
untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda
menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

Random

sudah lama tidak menulis di blog lagi membuat saya mempunyai terlalu banyak ide di kepala. Jadi malam ini saya mau menulis banyak hal saja di tulisan kali ini.
Alhamdulillah perjalanan saya di semester genap lalu di kampus kedua saya berjalan dengan cukup mengecewakan. Trend nilai secara keseluruhan menurun terutama, kembali, pelajaran Bahasa Inggris membuat segalanya berantakan. Tetapi untunglah semua mata kuliah yang harus saya ambil di tahun pertama lulus semua, dan itu sangat patut saya syukuri, sehingga target minimal di tahun kedua nanti insya Allah tidak terlalu berat, karena setidaknya saya harus lulus 11 SKS lagi, dimana 9 sks kebetulan saat ini tengah saya tempuh di semester pendek, yang seperti sudah bisa diprediksi, tugasnya sangatlah mahabanyak. mudah-mudahan ke depannya kegiatan akademis dan juga luar kampus saya lancar jaya tanpa hambatan berarti. Amin, doakan saja :)

Lalu, suasana kampus saya yang seperti yang kita tahu bahwa sedikit orang yang perhatian dengan kepentingan umum karena kesibukannya, berubah menjadi sangat, sangat care tentang sesuatu. Walaupun melihatnya sempat bikin bad mood (cukup menganggu ujian saya yang lalu), tetapi overall perubahan iklim politik di kampus menunjukkan bahwa semuanya care tentang nasib calon adik tingkat mereka nanti. Walaupun saya tidak terlibat aktif mengikutinya, dapat saya pastikan bahwa tudingan-tudingan yang dihembuskan rekan-rekan itu tidaklah benar. Tidak ada niatan dari siapapun untuk menunggangi acara tersebut, tidak ada konspirasi untuk memenangkan calon tertentu, dan tidak ada intervensi dari pihak manapun. Kalaupun masih ada kekurangan disana-sini, mohon dimaklumi karena kita semua adalah mahasiswa, yang jika masih mempunyai kesalahan adalah suatu hal yang lumrah.

Sejak berkuliah di bilangan Depok, bisa dibilang bahwa saya tidak terlalu mengikuti perkembangan film di mancanegara, yang untungnya permasalahan di pemerintahan berupa pajak film impor itu membuat saya tidak terlalu bodoh-bodoh amat saat ditanya apakah film ini atau itu akan dirilis, karena jawabannya hanya satu, yaitu "Tidak tahu." Bukan apatis, tetapi karena tontonan yang berkualitas memang hampir tidak ada karena film-film lokal yang ditawarkan insan perfilman kita menurut saya tidak ada perubahan yang berarti. Entah mengapa mereka melakukan itu, tetapi menurut saya mungkin karena para produsen hanya memakai kacamata kuda yang melihat bahwa film dengan genre "esek-esek" sangatlah laku dipasaran. Entahlah untuk kalangan tertentu, tetapi untuk saya pribadi, lebih baik uangnya saya belikan makanan daripada dipakai untuk menonton film-film itu.

Lanjut lagi dari yang sebelumnya ya. Karena keterlibatan saya di dalam suatu wadah yang memberi apresiasi terhadap film-film dokumenter, maka saya berpendapat mengapa para produsen itu tidak membuat film-film yang berbau dokumenter saja. Selain berbiaya rendah, film jenis ini belumlah tergali dengan baik. Seperti yang kita tahu Indonesia mempunyai banyak, banyak sekali potensi alam yang masih bisa diolah. Dengan membuat film yang bertema alam saja, mungkin seperti tetralogi Laskar Pelangi atau seperti film The Way Back yang baru saja saya tonton, bisa kita bayangkan bahwa film seperti itu akan sangat menarik untuk ditonton, yang dapat membuat peta kompetisi perfilman dunia berubah, karena bukan hanya film-film Hollywood saja yang bermutu, tetapi kita juga bisa. Dan penggarapan di lahan tersebut tentunya pasti turut mendongkrak promosi industri pariwisata lokal, minimal untuk membuka pandangan wisatawan lokal bahwa untuk berlibur saja tidaklah harus pergi ke negara tetangga.

Mungkin sekian dulu tulisan dari saya. Semoga bermanfaat :)

Farewell for Paul Scholes, Man United's little master!

by Steve Bartram

Andrés Iniesta was nowhere to be seen as Barcelona’s celebrations began at Wembley on Saturday evening. United had spent much of the previous 90 minutes looking for the little Spaniard, and now even his team-mates were unable to locate him.

But as the new European champions were embracing and cavorting, their unassuming little midfielder was once again deep in United territory, this time locked in conversation with Paul Scholes. The 27-year-old had two priorities before Saturday’s game: win the match; then get Scholes’ shirt.

Iniesta, perhaps the leading exponent of modern midfield artistry, got his wish before trotting off to rejoin his colleagues, white shirt draped carefully around his neck. Even in the final game of his epic career, Paul Scholes attracted the admiration of his most distinguished peers.

It should be no surprise, of course. The last 15 years have been soundtracked by cooing from modern greats. Zidane, Davids, Vieira, Henry and countless more have labelled Scholes as their most gifted opponent. Even last week Pep Guardiola – himself a pre-eminent midfielder before he started out in the trophy monopolising business – paid tribute to the 36-year-old, labelling him: “the best midfielder of his generation.”

Being the gruff, bashful soul that he is, Scholes would wince with every proclamation of his brilliance. So we shouldn’t be surprised that his retirement, when it came, was so low key. Typically, for a player who made a living from going unnoticed, he has ghosted onto the sidelines. No teary speeches, no fanfare. They will be left to others.

Allow me to set the ball rolling. The little man has been the most naturally gifted footballer I have seen in over two decades of coming to Old Trafford. This most gilded era has hosted legendary talents such as Cantona, Hughes, Keane, Beckham, van Nistelrooy, Ronaldo and Giggs, yet, for me, Scholes stands above them all, shuffling uncomfortably on a podium.

He did, of course, do his level best to shun all attempts to elevate him. “I’m alright, I suppose,” was a stock response whenever fronted with his excellence in interviews. That’s when you could pin him down for more than five minutes. A particular trick of Scholesy’s was to arrange interviews for before training. He would then arrive 10 minutes before the session began, giving him the perfect excuse to cut the chat short. One minute he was there, the next he’d vanished. I suppose it was a flavour of being a Premier League defender over the last decade and a half.

Though no bosom buddy of the media, the man dubbed ‘Sat Nav’ by his colleagues was the definitive players’ player. His very mention usually provokes a shake of the head and artistic articulation of his brilliance. In years of asking different players who stands out in training, nobody has ever failed to name Scholes first. And coaches loved him. “Playing with Paul Scholes is like playing with the light on,” Carlos Queiroz once said. “Scholesy could play five-a-side blindfolded,” added former chief scout Mick Brown. “Everything he does is absolutely functional,” opined Rene Meulensteen.

That last one sums up the value of Scholes: a priceless lucidity which allowed him to read and dictate games. As every good snooker player thinks three shots ahead, United’s number 18 had already passed and moved before he had even received the ball. From the little asthmatic ginger kid who would bang in goals for fun at Littleton Road and The Cliff, to the radar-slipping phantom who brought the guile to United’s midfield for a decade and a half, Scholes has always been ahead of the game.

The media will heave with tributes and video montages over the coming days. You’ll relive the thumping long-rangers, the boundless passing and the sporadically feral challenges. If you didn’t already, you’ll appreciate what we will come to miss. There will also be plentiful players tipped to fill the great man’s boots, but they can’t. Just as the hunt for the new Roy Keane was called off, the search for the new Paul Scholes is doomed to failure. United must evolve, rather than attempt to replace the irreplaceable.

It is a masterstroke of Sir Alex Ferguson to retain Scholes’ experience in a coaching capacity. Unwittingly, he’s been educating his fellow pros for years, and if he can work directly with United’s FA Youth Cup winners – particularly midfielders Pogba, Morrison and Tunnicliffe – then his brilliance will live on at first team level.

Barcelona’s players certainly recognised his worth on Saturday. Stood, clad in Iniesta’s sweat-drenched shirt, Scholes had to disappoint Messi, Xavi, Busquets and Pedro by informing each that he had already surrendered his jersey. For all their modern mastery of the football, Barcelona’s pass-poppers recognised that they were in the presence of the greatest little maestro of his generation.

Je t'aime tellement, sans aucune raison

Pria : Aku Mencintaimu... 
Wanita : Mengapa? 
Pria : Masih perlukah sebuah alasan bagimu? 
Wanita : Tentu saja 
Pria : Aku tak punya alasan apapun untuk mencintaimu. Jika aku mencintaimu karena keanggunan wajahmu, suatu hari ia akan pudar dan aku akan meninggalkanmu karenanya. Apabila aku mencintaimu karena keelokan perangaimu, suatu hari ia akan terkikis dan aku akan meninggalkanmu juga karenanya. 
Wanita : lalu? 
Pria : Karena tidak ada alasan apapun untuk mencintaimu, maka aku tak akan meninggalkanmu karena itu semua. Bagiku kau yang terbaik dalam semua rupamu, dalam berbagai perangaimu. Aku mencintaimu karena aku mencintaimu...Aku mencintaimu karena Allah

BlakRoc: Ain't Nothing Like You (Hoochie Coo) Ft. Mos Def and Jim Jones

love this song. such an easy listening music, nice beat, with meaningful lyrics. hope you enjoy this song :)

Chorus: Mos Def – Pure heart
You’re super cool
You’re live and elemental
You’re sweet and you’re true
Youre sooo true
Oo-ooo-oo-ooo
You’re plain and yet so special
Its nuttin’ like you
You’re so cool
You’re sweet and rude
You’re so plain that its special
Its nuttin’ like you
Well aww hoo
oo-oooo-oo-ooo
You make me stand up, and holla do the hoochie coo
You’re so cool

Verse 1: Jim Jones – They told me pain only shows you where you goin
You get to laugh then that shows you where you been
And when you get the cash that only shows you how to sin like when you gettin fast money and you blow it in the wind
Where we from success one in a million
We thought success was getting money in front the buildin
End of the summer we was countin up the killins, like they killed baby boy trynna run up in the buildin now
Love
I bouged one of her rose petals
She was from the concrete and came up out the cold ghetto
But so gentle
But it appears like, on a clear light it could thunderstorm
Want some more

Refrain: Mos Def – Oo-ooo-oo-ooo
Pure heart
I love ya, pure heart
Pure heart
Uh-ooo-oo-ooo
Ha, its nuttin’ like you
You’re soo
Do-doo-do-doo
You’re live and elemental
You’re sweet and you’re rude, so cool
And fiery too
You’re plain and elemental
You’re sweet and youre rude
You’re soo true

Verse 2: Jim Jones – Most say I’m politically incorrect
But most people scared they spit it so indirect
I been accused of, same thing as you but, I refused ta, follow rules of who
The complexion of politics done changed and the computer glitch put so many problems up in the game that uh
I prolly still be selllin ‘caine if I, didnt get a chance at the stardom or the fame
Bein humble is a hard quality to achieve when your ego is crazy with no modesty
We make good music just usin the black keys, and Im flyin through the hood in my newest of black Vs
Peace

Outro: Mos Def – Wahoo-oo-ooo
You’re plain and elemental
Aint nuttin’ like you
You’re pure heart

Regulasi F1 di tahun 2011

Sudah menjadi suatu tradisi jika memasuki musim baru, regulasi Formula One mengalami perubahan walaupun sedikit. Perubahan regulasi-regulasi apa saja yang diberlakukan di F1 musim 2011 ini? Berikut penuturannya

Sayap belakang yang adjustable
berdasarkan regulasi bodywork moveable (bodi mobil yang bisa digerakkan) yang baru, para pembalap bisa menyesuaikan sudut sayap belakangnya dari kokpit dengan beragam setingan yang tersedia, yang tentunya juga diatur oleh regulasi. Nah, sistem bodywork moveable ini bisa di-adjust secara elektronis serta dapat digunakan kapan saja saat free practice serta kualifikasi. Tetapi, jika saat race, sistem ini hanya bisa diaktigkan jika selisih pembalap kurang dari 1 detik dengan pembalap di depannya, itupun hanya di titik-titik tertentu pada trek. Sistem ini, seperti NOS pada mobil-mobil di Tokyo Drift, akan mati sendiri sewaktu pembalap menginjak rem.


Dilarangnya F-Ducts dan Double Diffusers
dilarangnya dua komponen ini karena regulasi tahun 2011 menyebutkan bahwa sistem, prosedur, atau juga komponen yang memungkinkan untuk mengubah karakteristik aerodinamika mobil (F-Ducts dan Double Diffusers termasuk)dilarang penggunaannya.


Kinetic Energy Recovery System (KERS)
sistem ini sebenarnya pernah hadir di musim 2009 (Ferrari sempat menggunakannya kalau tidak salah), namun penggunannya ditunda saat musim 2010 lalu.
jadi, sistem KERS ini berfungsi untuk mengambil energi yang terbuang saat pembalap melakukan pengereman dan mengubahnya untuk menjadi tenaga tambahan (seperti baterai) pada mobil. Nah, pada 2009 lalu, pembalap bisa memanfaatkan sistem KERS dengan jumlah tertentu per lapnya lewat "booster button" yang ada pada setir mobil.
sistem yang dipakai untuk tahun ini secara umum sama saja dengan versi tahun 2009 (pada musim-musim mendatang nampaknya akan ada perubahan). Masalahnya, tantangan yang dihadapi oleh para engineer adalah bagaimana cara mengemas KERS dengan paket lain yang ada di dalam mobil, sehingga menjadi paket yang pas. Terakhir kali KERS diberlakukan (tahun 2009), pengisian bahan bakar aka. refueling adalah ilegal. Hal ini mau tidak mau membuat ukuran tangki bahan bakar bertambah besar, sehingga tidak mudah mencari space untuk memasang paket baterai KERS di dalam mobil (jangan sampai kaget kalau anda melihat pembengkakan pada bodi mobil)
diberlakukannya KERS ini juga ada nilai plusnya lho. Karena bobot mobil sekarang minimal 640 kg (naik 20 kg dari musim sebelumnya), pembalap yang badannya besar aman dari hukuman distribusi bobot kalau mobilnya nanti dilengkapi KERS.



Tether Ban
seperti yang kita tahu, cukup banyak insiden ban yang "nyelonong" lepas dari mobil sepanjang musim lalu. Hal ini menyebabkan seluruh tim F1 mulai 2011 diwajibkan untuk memasang dua tether di setiap ban (harus disangkutkan ke komponen suspensi terpisah) untuk meningkatkan safety standard.


Ban
seperti yang kita tahu, mulai tahun ini pabrikan ban asal Italia, Pirelli, akan menjadi supplier ban tunggal F1 selama tiga musim ke depan, menggantikan Bridgestone yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak lagi setelah 13 tahun kiprahnya di F1.
alokasi ban untuk musim ini juga dikurangi, menjadi hanya 11 set ban kering/pembalap/race weekend (sebelumnya 14 set). Jadi, pembalap akan mendapatkan 3 set ban (2 utama, 1 optional) untuk digunakan pada P1 dan P2, dimana mereka harus mengembalikan 1 set ban setelah setiap sesi berakhir. Sisa 8 set nantinya akan digunakan sepanjang weekend (1 set setiap spesifikasi harus diserahkan sebelum kualifikasi).
Kalau pembalap tidak menggunakan kedua spesifikasi ban kering pada balapan, maka hasil balap mereka tidak akan dihitung. Tetapi jika balapan (kering) ditunda dan tidak ada start ulang, dan juga para pembalap tidak menggunakan kedua spesifikasi itu, maka waktu masing-masing pembalap akan ditambah 30 detik.

Gearbox
sebagai upaya untuk menghemat biaya masing-masing tim dan juga untuk membuat balapan jet darat ini lebih ramah lingkungan, gearbox diwajibkan untuk bisa dipakai selama 5 seri (sebelumnya 4 seri)

107% Qualifying Rule
jadi, pada tahap awal kualifikasi, tiap pembalap yang tidak bisa mencatat 107 persen waktu Q1 tidak diperbolehkan mengikuti balapan. Tetapi dengan dasar kondisi luar biasa, atas seizin steward, pembalap bisa saja ikut balapan.

Jam Malam
sekarang, anggota tim tidak boleh begadang sampai malam lagi. Anggota yang ada hubungannya dengan operasional mobillah yang terkena jam malam, dimana mereka dilarang berada di sirkuit mulai pukul 00 hingga 6 pagi pada hari sesi practice (biasanya dimulai pukul 11). Aturan berat ini tentu punya keringanan. Setiap tim boleh mengajukan 4 nama yang dikecualikan dari jam malam selama musim 2011 berlangsung.

Hukuman
mulai tahun ini mereka punya wewenang yang lebih besar untuk menjatuhkan hukuman kepada pembalap yang melanggar aturan. Hak yang diberikan kepada steward di antaranya boleh mengeluarkan pembalap dari hasil balapan atau menskorsingnya dari balapan-balapan selanjutnya

Team Order
regulasi yang mengejutkan sebenarnya. Pada musim ini, FIA selaku otoritas tertinggi di F1 melegalkan penggunaan team order.

My Moodbooster #random

Sudah lama tidak blogging ternyata. Sebenarnya tidak sibuk-sibuk amat sampai harus menelantarkan blog ini. Cuma memang saat ini harus ada yang diprioritaskan, jadi maaf-maaf saja kawan.
Semester 2 telah memasuki pertengahannya. Rencana awal saya sebenarnya mau gabut (gaji buta) saja di kampus, cukup belajar, ngerjain tugas, sit-in, lalu pulang makan dan tidur. Cuma dasar orangnya lagi tidak bisa menolak tawaran, dapet aja tugas yang rada-rada menyita waktu. Nyari dana buat acara lah, jadi staff di lembaga perwakilan mahasiswa lah, ada-ada aja, sampai sempet-sempetnya ikut company visit ke BCA. Luar biasa (produktif)! Haha :D
Di salah satu interview saat rekrutmen sebuah organisasi, saya pernah bilang kalau sedang punya masalah ada baiknya diselesaikan tanpa bantuan orang lain. Gak tahu juga ini yang jawab diri saya sendiri atau kesurupan malaikat, tapi ya betul juga bila dipikir-pikir. Alladzi umur udah cukup "mendekati" matang, yang namanya demotivasi aka. galau mestinya bukan masalah lagi.
Tapi namanya juga manusia, saat-saat demotivasi itu ada aja, seperti sekarang, dimana midterm test didepan mata dengan bahan 8 chapter yang subhanallah sangat sadis banyaknya, malesnya minta ampun haha.
Tapi sebelum mental down, saya mengingat ada sebuah film (cukup random ini). Inspiratif sih tidak, tapi "momennya" dapat saja hehe.
Well, saya haqqul yaqin setiap orang pasti punya moodbooster-nya sendiri-sendiri supaya cepat bangkit dari masa-masa down-nya. Alhamdulillah, finally, saya dapat juga lho, walaupun, ya memang, udah lama tapi "agak" terlambat...
Tapi not bad lah, alladzi bukan siapa-siapa juga untuk saya, kecuali kalau terjadi apa-apa :p. Tapi dia baik lho #eaaa ;)

nb: alladzi= "secara", dari bahasa Arab

Masuk ITB itu.... MURAH!!

Sistem penerimaan mahasiswa-baru (maba) tahun 2011 di ITB menuai banyak pertanyaan dan tentu saja, keluhan. Bagaimana tidak, sekilas dari sekian banyak informasi yang diuraikan dalam situs penginformasian (http://usm.itb.ac.id/) mekanisme pendaftaran dan pembiayaan, ada salah satu poin yang seolah menjadi perhatian utama para pembaca –besar BPPM (Biaya Penyelenggarakan Pendidikan yang dibayar di Muka) yang dituliskan sebesar Rp 55juta. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan seputar jalur undangan: latar belakang, efektivitas, mekanisme penyeleksian, dan sebagainya.

Sedikit curhat, bagi siswa yang memang berasal dari keluarga yang benar-benar tidak mampu bahkan penghasilan orang tua di bawah UMR, mungkin hal itu tidak memberikan efek yang begitu besar. Karena baik besar BPPM dua tahun yang lalu maupun BPPM sekarang yang hampir dua kali lipatnya, sama saja tidak mampu membayar kecuali dengan beasiswa. Jadi, beasiswalah yang menjadi targetnya tanpa memperdulikan besar BPPM tersebut.

Lalu bagaimana dengan siswa yang berasal dari keluarga ‘pas-pasan?’ bagaimana nasib siswa yang berasal dari daerah namun tidak termasuk siswa dari kalangan tidak mampu? Teman-teman, ITB sebenarnya telah mempertimbangkan kekhawatiran tersebut.

100% SNMPTN: undangan dan tertulis
Berdasarkan Permendiknas no. 34 tahun 2010 Perguruan Tinggi wajib menerima paling sedikit 60% mahasiswa baru melalui pola penerimaan mahasiswa baru secara nasional (SNMPTN). Pada pasal berikutnya tertulis bahwa pola penerimaan tersebut dilaksanakan melalui ujian tertulis dan/atau undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik. ITB sendiri menentukan bahwa penerimaan mahasiswa baru tahun 2011 akan dilaksanakan 100% melalui jalur SNMPTN dengan komposisi 60% melalui jalur undangan dan 40% melalui tes tertulis dan/atau keterampilan. Artinya, ITB tidak lagi mengadakan Ujian mandiri (PMBP ITB).

Kritik dan keluhan beberapa kali terdengar baik melalui berbagai media mengenai penerimaan melalui jalur undangan ini. beberapa diantaranya mengkhawatirkan kualitas mahasiswa ITB tidak terjamin karena tidak ada tes, atau mengkhawatirkan siswa cerdas yang menempuh pendidikan bukan di sekolah yang berakreditasi sehingga tidak mendapat undangan. Mengenai hal ini, perlu diluruskan bahwa pada mekanismenya, bukan ITB yang mengundang sekolah tertentu untuk mendaftarkan siswanya mengikuti penyeleksian melalui jalur undangan, tetapi semua sekolah diberi kesempatan untuk mendaftarkan siswanya yang berprestasi sebanyak-banyaknya sesuai ketentuan berikut:
Akreditasi A (Aksel) : 100% terbaik di kelas
Akreditasi A (RSBI/Unggulan) : 75% terbaik di kelas
Akreditasi A (reguler) : 50% terbaik di kelas
Akreditasi B (reguler) : 25% terbaik di kelas
Akreditasi C (reguler) : 10% terbaik di kelas

Melihat ketentuan di atas, ITB telah berusaha memberikan porsi dengan adil dengan fleksibilitas persentase. Sekolah dengan tingkat persaingan lebih tinggi tentu diberikan persentase lebih besar. Walaupun pada pelaksanaannya ITB mempersilakan pihak sekolah untuk mendaftarkan lebih banyak siswanya dengan metode perankingan berdasarkan mata pelajaran yang disertakan dalam Ujian Nasional. Sayangnya, sampai saat penulis menerima informasi dari Kasubdit Penjaringan Mahasiswa (16/02/2011), dari jumlah 17.000 SMA di Indonesia, baru sekitar 500 SMA yang telah mendaftar untuk mengikuti SNMPTN jalur undangan ke ITB. kalau mengaku peduli, saya rasa di sini lah seharusnya kita berperan: memberikan informasi dan persuasi kepada –palingtidak—SMA-SMA di daerah asal agar mendaftarkan dirinya di jalur undangan, sebelum 12 Maret 2011.


Dengan adanya jalur undangan ini, diharapkan ITB dapat mensupport pelaksanaan keterpaduan pelaksanaan pendidikan secara horisontal (dari sabang-Merauke). Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Kita sadari bersama bahwa peminat ujian masuk ITB mayoritas merupakan siswa yang berasal dari daerah perkotaan, terutama dari sekolah-sekolah favorite di kotanya. Berdasarkan pengalaman penulis, tidak banyak siswa daerah yang –bahkan—percaya diri untuk mendaftar. Baik karena masalah kapasitas akademik maupun keuangan.

Kita tidak pernah tahu bahwa seseorang yang biasa-biasa saja dalam mengerjakan soal tes mungkin saja memiliki potensi yang sama atau bahkan lebih besar dari oang yang terampil dan lulus dalam mengerjakan soal tes karena telah terlatih dalam menghadapi soal-soal sejenis, mendapat support lebih besar dan memiliki waktu belajar yang lebih banyak. Sementara seorang yang lain mendapat pendidikan yang biasa-biasa saja –kalau tidak bisa dikatakan seadanya--, harus berusaha membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, dan jarang sekali menemukan soal sejenis itu. melalui jalur ini, kemendiknas mencoba bertindak lebih bijak dengan memberikan kesempatan melalui jalur undangan di mana para siswa dapat bersaing sesuai tingkatannya dengan mempertimbangkan prestasinya di SMA. Selain itu, dalam penyeleksiannya, diterima tidaknya mahasiswa melalui seleksi jalur undangan ini ditentukan oleh ITB dan bukan oleh Panitia Nasional. Dalam hal ini ITB bisa menggunakan kriteria tambahan lainnya disamping prestasi akademik, yang oleh ITB dianggap baik dan bermanfaat untuk masyarakat secara holistik, seperti pertimbangan kebutuhan daerah, kawasan tertinggal dll.nya.  (Hasanuddin Z. Abidin: 2010)

Jadi, saya kira tidak ada yang harus dikhawatirkan dengan adanya jalur undangan ini. tentunya pembuatan sistem ini telah mempertimbangkan berbagai hal termasuk kriteria calon mahasiswa yang dapat diterima. Terkait dengan kecurangan yang mungkin terjadi, panitia telah menetapkan untuk memberikan hukuman berupa pelarangan (blacklist) mengikuti SNMPTN ke perguruan tinggi manapun selama 2 tahun.

Biaya Pendidikan yang dibayar di Muka
Ini dia yang membawa kekhawatiran dan ketakutan yang besar. Pernyataan yang disampaikan ITB di situs penerimaan mahasiswa baru mungkin terdengar agak menakutkan dengan adanya kewajiban membaya BPPM sebesar minimal Rp 55 juta. Ternyata, aturannya tidak sesaklek itu, teman-teman. Ada banyak kesempatan untuk mahasiswa baru mendapatkan subsidi. ITB sendiri memiliki target dari 100% mahasiswa baru baik melalui jalur undangan maupun tes tertulis, minimal 20% mendapatkan kursi gratis alias dibebaskan dari BPPM dan BPPS, minimal 40% mendapat subsidi yang bervariasi antar 25%, 50% atau 75%, sedangkan 40% sisanya diharapkan dapat membayar BPPM lebih besar samadengan Rp55jt. tentu saja angka-angka tersebut merupakan hasil perhitungan berdasarkan data. Saya sendiri yakin, banyak dari calon mahasiswa nanti yang benar-benar mampu untuk membayar lebih besar dari Rp 55juta. Dengan adanya sistem penyesuaian BPPM berdasarkan keadaan ekonomi ini, diharapkan akan mewujudkan sistem pembayaran yang berkeadilan sehingga biaya masuk ITB bisa tetap terjangkau oleh semua kalangan.

Kriteria seperti apa yang berhak masuk ketiga kategori di atas memang belum ada kepastian, namun pendaftar dibebaskan mengisi form kesediaan membayar BPPM sesuai kemampuannya. (Dalam formulir kesediaan membayar BPPM, tertera ketiga pilihan di atas) Hanya saja paling tidak pendaftar mengisi pilihan sebesar 10% penghasilannya perbulan selama 2 tahun. Jika demikian, penghasilan di bawah Rp 5juta berarti  masih diperbolehkan untuk mendapatkan subsidi sebesar 75%. Yang pasti, setelah diterima di ITB, pendaftar akan dimintai beberapa berkas yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan termasuk jumlah tanggungan keluarga walaupun besar gaji sama akan menjadi bahan pertimbangan ke depannya.

Pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul di benak teman-teman adalah: “dari mana ITB akan mendapatkan uang sebanyak itu untuk mensubsidi?”. SKD ITB mungkin perlu bekerja lebih keras untuk ini.  kita berdo’a dan ikut mengawasi sajalah, jangan sampai kebutuhan dana yang besar menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas ITB, tentunya dengan tetap mengupayakan adanya gerakan yang membantu teman-teman mahasiswa lain menuntaskan masalah pembiayaan kuliah. Mungkin teman-teman dari tim beasiswa telah memulai upayanya melalui GLB. Saya rasa sistem ini sudah baik. tinggal pelaksanaannya. Kalau perlu, kita ikut serta melakukan pengawasan dengan memerhatikan kesejahteraan KM ITB ke depannya. 

Beasiswa BIDIK MISI
Peminat beasiswa bidik misi (biaya kuliah+biaya hidup) dapat mendaftarkan diri ke sekolahnya masing-masing. Untuk selanjutnya kepala sekolah mendaftarkan siswa tersebut sebagai calon penerima beasiswa bidikmisi. Setelah pendaftar tersebut diterima barulah berkas-berkas yang diperlukan –jika ada—akan diminta. Begitu pula dengan beasiswa lain yang diselenggarakan oleh ITB.

Sebagaimana telah diutarakan di atas bahwa ITB menargetkan minimal 20% mahasiswa baru dibebaskan dari biaya kuliah, yang rencananya akan didapat melalui jalur undangan. Namun, apabila ternyata melalui jalur undangan ini jumlah mahasiswa yang berhak masih di bawah 20%, ITB masih membuka kesempatan melalui jalur tes tertulis.

Lalu apa yang dapat kita lakukan terkait isu ini?
Banyak siswa yang mungkin menjadi takut dengan besar BPPM yang disyaratkan ITB. Namun kita bisa meyakinkan mereka bahwa ada banyak beasiswa di ITB, dan selalu ada tempat untuk orang-orang yang mau berusaha mendapatkan apa yang dicitakan. Jangan perbesar image “MAHAL” nya, tapi tonjolkan bahwa mereka –adik-adik kita—bisa berkuliah di ITB dengan  segala potensi yang dimilikinya, termasuk taraf ekonominya. Biarlah protes kita akan biaya yang mahal –yang sebenarnya ditargetkan untuk mahasiswa dengan taraf ekonomi tertentu—hanya didengar pihak rektorat atau sesama mahasiswa saja. Namun perdengarkanlah kepada adik-adik kita segala kelebihan ITB, tentang cita-cita besarnya, tentang prestasi yang akan kita buat di kampus ini maupun di masyarakat, dan sebuah janji bahwa tidak akan ada mahasiswa yang DO karena permasalahan ekonomi. Karena kita akan selalu ada untuk kita. Dan bahwa rektorat juga manusia.
CMIIW

Sumber:
-          wawancara dengan Kasubdit Penjaringan Mahasiswa
-          Keterangan Wakil Rektor bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni
-          Itb.ac.id/usm-itb

Regards,
Karissa Mayangsunda Philomela – 15309008
bius 2009 / penkesma km itb 1011

Thanks for EVERYTHING, Gary Neville!

Ketika saya bangun pagi ini, saya mendapat kabar bahwa Gary Alexander Neville- atau yang biasa kita kenal Gary Neville- telah memutuskan untuk gantung sepatu dari karier sepakbolanya.
Memang, cukup mengejutkan bagi saya walaupun memang akhir-akhir ini ia jarang diturunkan oleh Sir Alex, mungkin dikarenakan kebugarannya yang tidak siap untuk diturunkan di dalam pertandingan.
Walaupun begitu, memutuskan untuk gantung sepatu adalah keputusan yang sangat besar dan tidak main-main, apalagi jika diputuskan di saat musim bertanding tengah berjalan. Benar-benar luar biasa. Seperti kata pepatah, "a real man knows when to quit."
Oh ya, mungkin teman-teman belum pernah mendengar siapa orang ini. Mari saya jelaskan :)
Gary Neville yang bernama lengkap Gary Alexander Neville ini lahir pada tanggal 18 Februari 1975. Ia memulai kariernya pada Juli 1991 dan juga telah bermain di sepanjang karier sepak bolanya di Manchester United, yang membuat dia menjadi seorang "one man club", seperti Paolo Maldini di AC Milan. Dia juga merupakan orang kedua yang paling lama bermain di Manchester United, dibelakang rekannya Ryan Giggs, dengan bermain di 602 pertandingan dan telah mencetak 7 gol.
Ia melakukan debut internasionalnya bersama timnas England pada tahun 1995 dan telah menjadi bagian penting dari Manchester United dan juga timnas England selama lebih dari 10 tahun. Dia bermain di posisi bek kanan, dan merupakan bek kanan yang paling banyak bermain untuk timnas England dengan 85 caps, dan juga pernah menjadi kapten tim Manchester United selama 5 tahun. what a man!
Mungkin anda pernah mendengar Phil Neville, kapten Everton? Benar, ia adalah saudara kandung Gary Neville. Saudarinya, Tracey Neville bermain netball untuk timnas England, ibunya, Jill, adalah seorang resepsionist di Bury F.C., dan ayahnya, Neville Neville adalah mantan pemain cricket untuk Lancashire.
Gaya permainannya yang penuh determinasi dan semangat tak kenal menyerah juga sangat terkenal, sehingga ia sangat disegani juga dihormati baik rekan satu tim ataupun lawannya. 
Arthur Albiston, mantan pemain Manchester United pada era 1974-1988 bertutur seperti dikutip dari manutd.com, 
"Gary’s stopped playing at the very top level. Credit to him for that – it’s not easy to play for Manchester United for almost 20 years, until you’re almost 36 years of age. He’s had a tremendous career. I just hope everybody realises how fortunate we’ve been to have watched him. Gary was one of the most consistent performers in the English league for many, many seasons and could always be relied upon in big games. He’s admitted on many occasions that he isn’t the most naturally gifted footballer, but I think he sells himself a bit short: you don’t play more than 600 games for the biggest club in the world without being a top, top player.It’s a sad day and I know a lot of United fans will be upset. Fans of other clubs? I’m not so sure! Gary always wore his heart on his sleeve and made no secret of his love for United. You could see how much it meant to Gary whenever the club won trophies. We’ll miss him, that’s for sure."
berikut beberapa video yang saya sadur dari Youtube
saat Gary Neville menerima Honorary Doctorate dari University of Bolton


dan ini sebuah video tribute untuknya. So, thank you, thank you for everything Gary Neville! :')

Where Are You, my First Lady?

Tidak terasa bahwa kita telah memasuki minggu ketiga di tahun baru ini. Sebelumnya saya mengucapkan selamat tahun baru untuk yang merayakannya, semoga tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, amin.
Kebetulan tidak banyak hal-hal yang mau saya bahas sekarang, walaupun ada yang semestinya kita bahas bersama. Salah satunya tentang isu "kebohongan pemerintah." Saya yakin kalian lebih tahu tentang isu itu, karena kebetulan saya tidak terlalu mengikuti beritanya. Kasus Gayus Tambunan pun terus saja meluas ke berbagai hal, walaupun begitu secara kasat mata sangatlah jelas bahwa kasus ini dibuat agar tidak merembet kemana-mana, tentu karena ada pihak-pihak yang tak mau disalahkan walaupun mereka tahu bahwa mereka bersalah. Klasik memang. Mari kita terus awasi prosesnya.

Oke, sekarang lanjut ke topik yang mau saya bicarakan.
Pasti teman-teman pernah mendengar quote ini:
Behind every great man there stands a woman
menurut Cambridge Advanced Learner's Dictionary, arti quote diatas kira-kira 
said to emphasize that men's success often depends on the work and support of their wives
Benarkah begitu?
Menurut saya benar. Sehebat apapun seorang laki-laki, dia tidak akan memaksimumkan potensinya tanpa "bantuan" wanita. Mari saya tunjukkan contohnya.
Anda pasti tahu sosok bernama Barack Obama, Presiden AS yang kini tengah menjabat. Kesuksesan beliau menjadi presiden, yang semula diragukan untuk hanya menjadi capres Partai Demokrat AS hingga mencapai sukses tertingginya ini, tentu tidak akan terjadi jika tidak ada satu sosok dibelakangnya, sang First Lady, Michelle Obama. Sosok ini mungkin lebih terkenal di telinga kita karena gaya berbusananya yang (konon kabarnya) sangat anggun, menginspirasi banyak orang, dan bila tidak salah juga sudah menjadi icon fashion dunia. Tapi tentu tidak sampai disana saja peran beliau. Sebagai teman berdiskusi Mr. Obama, sosok Michelle bisa kita bayangkan sangat hebat, karena telah menjadikan Mr. Obama menjadikan orang yang begitu hebatnya. Dan menurut saya beliau juga seorang motivator ulung, karena pada masa-masa akhir kampanyenya, Mr. Obama dirundung duka mendalam karena kepergian neneknya (selengkapnya silahkan tonton film dokumenter dari HBO berjudul By the People: The Election of Barack Obama)

Michelle Obama hanyalah salah satu contoh sosok hebat dari begitu banyak sosok wanita hebat lain yang berdiri di belakang tokoh-tokoh hebat. Siapa yang tak kenal alm. Ainun Habibie (sosoknya bisa anda dalami dalam buku "Setengah Abad Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie" ataupun buku "Habibie dan Ainun)? Dan siapa juga yang tak kenal sosok seperti Siti Khadijah dan Siti Aisyah, dua di antara istri-istri Nabi Muhammad SAW?

Dan mengutip pernyataan dari seorang motivator ternama, bahwa untuk meraih sesuatu, sebelumnya kita harus "memantaskan diri" untuk meraihnya. Agak abstrak memang pernyataan ini. Juste moi et Dieu qui le comprend. Wallahu a'lam bish-shawab.

Rabbana hablana min azwajina wadzurriyyatina qurrata a'yuniw waj'alna lilmuttaqiina imaaman

ingin tahu?

PAK HABIBIE sebagai teknokrat indonesia, TERBUKTI
[dengan adanya teori-teori habibie dan menjabat MENRISTEK]

PAK HABIBIE sebagai suami yang romantis, TERBUKTI
[dengan adanya kisah kasihnya dengan ibu Ainun dan buku "ainun habibie"]

PAK HABIBIE punya konsep dan pemikiran tentang pendidikan??!!
Ingin tahu?

ikuti gelaran acaranya di www.insancendekia.org/summit

ikuti kami di twitter @ICsummit untuk mendapatkan info-info terbaru