Blackberry mau diblokir? So What?

So What? Malah kita harus bersyukur kalau pada akhirnya layanan ini diblokir (jangan panas hati dulu, pemerintah TIDAK ADA NIAT untuk merealisasikannya). Lho kok gitu? Tentu saja, karena perangkat ini menciptakan iklim yang tidak sehat di masyarakat kita. Orang  bekerja atau mengumpulkan uang demi beli BB dan bayar bulanannya meski terpaksa kredit, bukan untuk apa yang sebenarnya mereka butuhkan misalnya. ABG juga mati-matian punya BB.
Semua, hampir semua, menjadi merasa tidak gaul kalau tidak punya Blackberry. Di satu sisi hal ini bagus, karena berarti daya beli masyarakat memang meningkat. Tapi, mesti kita ingat lagi, apakah semua orang ikut merasakan manfaatnya? Karena pada kenyataannya tidak semua orang mampu membeli BB, yang secara tidak langsung menyulut aksi-aksi kriminal di masyarakat. Semangat kerja masyarakat tentunya juga menurun, karena mereka jadi terpaku pada layar BB mereka untuk BBM-an ria sama teman-temannya. Kalau kata orang, jadi autis sendiri lah, yang tentu penggunaan istilah ini sangat tidak tepat dan cenderung kasar jadinya.
Jadi menurut saya, BB itu jelas device yang tentunya bermanfaat, tapi tentunya belum semua dari kita yang mampu memanfaatkannya dengan baik, masih, masih banyak karena faktor pergaulan (teman make BB, ikutan make juga). Itu menurut saya lho ya. Jujur saja, mungkin saya juga termasuk, karena saya memakai BB cuma untuk update di Twitter, tapi toh BB itu bukan punya saya aka. numpang :p
Oke, kita lanjut ke tujuan saya menulis ini. Anggap saja tulisan diatas ini adalah abstraksi.
Benar adanya jikalau layanan Blackberry sudah dan akan diblokir di beberapa negara. Mereka adalah India, Uni Emirates Arab, dan Kerajaan Arab Saudi CMIIW. Apakah Indonesia mau ikut mereka? Bersyukurlah kawan, kita tidak akan ikut 3 negara ini, kecuali pemerintah betul-betul merasa perlu. Karena untuk sekarang, pemerintah Indonesia berkeinginan agar server RIM ada di Indonesia. Hmm agak membingungkan ya? Memang benar sih, hehe.
Jadi, RIM (Research In Motion) itu adalah perusahaan Kanada, yang berarti pusat data Blackberry di seluruh dunia ada di sana. Ini mungkin mengejutkan bagi anda sebagian pengguna Blackberry. Karena pada kenyataannya apa yang anda lakukan dengan Blackberry anda, semuanya terdata di Kanada sana. Dan sekedar info saja, Amerika Serikat mempunyai hak istimewa untuk mengakses server RIM, atau dengan kata lain membaca semua data, semua BBM, semua aktivitas yang terjadi di semua smartphone Blackberry di seluruh dunia, termasuk Indonesia ini. Alasannya sih bisa saya bilang untuk mendeteksi sumbu-sumbu terorisme di seluruh dunia, karena mereka "minta" disebut sebagai penjaga kedamaian dunia kan?
Nah, keistimewaan yang didapat atau diberikan kepada Amerika Serikat ini tentunya bisa digunakan mereka untuk merealisasikan program-program mereka untuk "menjaga" dunia. Salah satunya tentu saja menekan pihak-pihak yang mereka curigai secara sepihak sebagai benih-benih terorisme. Sudah menjadi rahasia umum jikalau di dunia internasional nama Indonesia sedikit tidak baik karena menjadi sarang terorisme di masa lampau. Tentu kita sangat berharap bila prasangka ini salah. Tapi tentunya pandangan seseorang sulit diubah kan? Apalagi pandangan dunia internasional. Nah, tentu pemerintah sangat berkewajiban untuk mengatur arus lalu lintas per-Blackberry-an Indonesia, setidaknya untuk merubah pandangan dunia internasional itu. Atau, untuk lebih gamblangnya, untuk mencegah benih-benih kejahatan, baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Karena, tentunya akan sangat memalukan jika urusan dalam negeri kita diketahui dan malah diselesaikan oleh pihak yang asing di luar sana. Lebih baik kita sendiri yang menyelesaikan masalah dalam negeri kita.
Jadi, memang benar kalau layanan Blackberry tidak akan diblokir di Indonesia. Tapi, jika pada akhirnya malah diblokir, so what? :)

Tidak ada komentar: