Kenapa ngotot sih?

Sebelumnya, tulisan ini hanya sekedar pendapat penulis yang hanya sekedar warga Indonesia biasa, yang prihatin dengan pihak-pihak yang tidak tahu tujuannya itu apa. Bagi anda yang malah menolak apa yang saya tulis dan mendukung mereka, komentar anda tidak saya butuhkan, tapi silahkan buat tulisan yang lebih baik ya :)

Oke, kita mulai. Sekarang saya mau ngomongin Dana Aspirasi DPR. Pada tahu kan? yah buat mereka yang up to date pasti tahulah, walaupun banyak yang gak peduli. Nah, dana itu, yang jumlahnya cukup mengerikan bagi saya (15 miliar per anggota DPR per daerah pemilihan). Ya memang benar bentuknya pasti program-program dan bentuknya bukan uang mentah. Memang benar bisa membantu program-program daerah karena Pemda-Pemada gak perlu lagi mampir ke Senayan supaya proyek mereka goal. Tapi apa mereka yang mengusung "proyek" dana aspirasi ini pada gak sadar klo dana aspirasi ini malah tidak adil (menguntungkan pembangunan Pulau Jawa maksudnya). Loh kok bisa begitu? Asal anda tahu saja, di DPR sana, Pulau Jawa diwakili 306 dari 550 kursi, yang tersebar di 39 daerah pemilihan. Bandingkan dengan di luar Jawa sana, mereka hanya diwakili 254 kursi dari 38 daerah pemilihan saja. Jadi jelas sekali kan ketimpangannya?

Tapi, saya menyadari sesuatu yang cukup janggal dari Partai Golkar. Eh jadi sebut merk :p. Hahaha gak apa-apalah sekali-sekali ini. Katanya sih, Partai Golkar ini sebenarnya dari awal udah punya "backingan" dari partai koalisi lainnya, katanya begitu..jadi wajar deh mereka ngotot kan? Yang janggal itu, tentunya mereka pasti sadar dong kalau "proyek" ini tembus Pulau Jawa akan sangat "diuntungkan"? Nah, padahal jujur aja, Pulau Jawa (juga Bali) itu BUKANLAH BASIS Partai Golkar. Mereka malah punya basis yang kuat di Indonesia bagian timur. Kok bisa ya mereka "melupakan" konstituennya? Atau ini cuma strategi mereka aja untuk merebut kembali Pulau Jawa kembali? dan "meloloskan" target mereka untuk kembali "menguasai" Indonesia? (kok kasar banget ya bahasanya -.-")

Nah itu menurut saya lho, kita gak tahu apa isi otak mereka. tapi karena tidak ada lagi backingan untuk "proyek" dana aspirasi  yang mereka usung dari mitra koalisi, eh mereka malah punya "proyek" lain. Apa namanya? Katanya sih Dana Desa, besarnya berapa? 1 Miliar per desa, entah cuma sekali aja atau per tahun. Wah menarik nih buat warga desa, pasti banyak simpati sama mereka :p

Ah siapa bilang? Saya yakin kok mereka yang tinggal di desa tidak semudah itu dibodohi seperti dulu. Asal anda tahu saja, kalaupun dana desa ini tembus, semua desa yang jumlahnya 70 ribu ini akan dapat 1 miliar (andaikan tidak dipotong), berarti berapa anggaran yang keluar? Yak benar!! 70 TRILIUN saudara-saudara!! Ini uang lho, bukan daun. Betapa parahnya negara ini kalau "proyek" ini nantinya dikorupsi (seperti biasa). Ini namanya megaskandal! Namanya korupsi berjamaah!! Ada pepatah yang bilang, "mencegah lebih baik daripada mengobati". Untuk kasus ini, saya sangat-sangatlah setuju. Nah karena pada kenyataannya saya ini cuma warga biasa yang suaranya "tidak terlalu" didengar, kayaknya "proyek" ini bisa aja goal. Ya kesannya bagi masyarakat manis sih, pasti banyak yang dukunglah.

Nah, kebetulan saya bukan cenayang, dan masyarakat sekarang sudah pada pintar, ya walaupun yang peduli juga tidak semuanya. Pulau Jawa akan kembali diuntungkan menurut saya? Kenapa? Progress pembangunan di pulau ini, harus diakui lebih maju dari Pulau lain. Terlepas dari faktor dana itu akan rata atau tidak, dana ini cuma akan membuat Pulau Jawa makin makmur, dan pulau-pulau lain "baru mau" makmur. Belum untuk pulau-pulau terpencil, entah tersentuh dana triliunan ini atau tidak kita juga belum tahu. Saya bukannya ngejelek-jelekin Pulau Jawa atau bahkan sakit hati lho sama Jawa. Sebagian besar hidup saya malah dihabiskan di Pulau ini.

Lantas, kalau misalnya dana desa ini tembus, lalu buat apa kita mengadakan otonomi daerah kalo Pemda nya "dimanja" oleh anggota DPR? Tujuan otonomi kan jelas untuk "merangsang" semangat warga daerah. Biarkan saja Pemda datang ke Senayan, belajar me-lobi anggota Dewan supaya proyeknya goal. Nah kalo ada praktek makelar dan upeti-upeti dari Pemda ke DPR, sebenarnya itu cuma bentuk kebodohan anggota DPR saja yang lupa dengan posisinya. Tidak usah jugalah anggota DPR sok-sokan mengganggu ekonomi daerah. Yang ada wibawa anda sebagai wakil rakyat malah turun. Kan tujuan anda masuk DPR juga mencari prestise kan? Jujur ajalah kita, jangan ada dusta di antara kita :p

Jangan juga pertanyakan nasionalisme saya ini. Ya kalau misalnya tidak mau juga negara ini bersatu untuk yang benar, dibuang ke Kanada pun saya tidak menolak. Sudah cita-cita *curcol dikit*

Tidak ada komentar: