Saat Orang Sinting Berteori :p

Yap, mendadak malam ini saya mendapat insipirasi yang sedikit gila. Mengapa gila? Just enjoy my writing then hehehe
Di sebuah acara tv, saya mendapat informasi bahwasanya tarif listrik dan bensin kita adalah yang termurah di Asia Tenggara. Dan tebak apa. Saya kaget, tersentak! Padahal informasi ini tergolong rahasia umum, sangat goblok bila ada yang tidak sadar (berarti kita semua kecuali pemerintah dan PLN serta Pertamina hahaha). Lalu sayapun berpikir, kenapa tarifnya tidak disesuaikan saja dengan tetangga-tetangga kita di ASEAN saja? Terdengar sangat zhalim memang, karena yaa tentu saudara-saudara kita yang hidup prihatin bakal makin prihatin saja hidupnya. Terdengar kejam juga, karena ini berarti secara tidak langsung memaksa kita supaya berperilaku layaknya binatang sebagai suatu bangsa, karena yang tidak dapat beradaptasi otomatis mati pelan-pelan. Tapi apa iya keadaan harus selalu disalahkan? Maka dari itu tercetuslah pemikiran gila ini. Naikkan saja tarif listrik, bensin, atau apapun itu hajat hidup orang banyak. Awalnya semua pasti teriak-teriak, ya wajar aja sih. Tapi nantinya toh pasti ada penyesuaian. Semua orang pasti makin berpikir keras buat menutupi defisit belanja mereka. Yang bekerja dengan otot, bakal kerja makin keras. Yang kerja pake otak, bakal kerja makin keras juga. Dan tebak apa? Kita semua bakal lebih pintar dan kreatif di bidang masing-masing lho! Dan bakal makin sehat juga! Dan makin rajin beribadah juga pastinya! Kenapa? Karena ustadz-ustadz makin getol juga ceramahnya buat memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan juga makin banyak orang yang mencari “pelarian” dengan beribadah makin baik J Ya karena kita bekerja makin keras karena semua jadi mahal. Tempat kita bekerja juga tentu senang saat prestasi kerja kita meningkat, dan apa imbalannya? Pendapatan pasti naik dong, kecuali bos anda seorang diktator idiot hehehe. Makin rajinnya kita bekerja di bidang masing-masing, termasuk pelajar, tentunya membuat kita membutuhkan penyegaran yang cukup, dan karena semua sibuk bekerja, tontonan di televisi secara tidak langsung akan meningkat mutu tayangannya, karena tidak semua orang sempat menonton TV lama-lama, ataupun buang-buang waktu buat browsing internet misalnya kecuali memang sangat butuh banget. Secara aspek sosial, tidak ada lagi orang-orang yang buang-buang waktu, tidak ada waktu buat main-main. Semua orang, ya benar semuanya, akan menjadi super-super produktif karena keadaan, yang tidak bekerja malah jadi malu. Hebat kan? Lalu, tarif yang semuanya serba mahal itu juga bakal merepotkan mereka yang punya kendaraan pribadi, dan jadilah kita semua naik kendaraan umum karena keadaan. Semua orang naik kendaraan umum, tentunya menyebabkan kendaraan-kendaraan umum itu fasilitasnya bisa terus meningkat, karena tentunya semua orang butuh, dan orang maunya naik yang nyaman aja kan? Dan tebak apa? Jalanan tidak macet, pekerja makin rajin bekerja, pengangguran makin kreatif buka usaha, pelajar makin rajin belajar karena biayanya mahal, ibadah semua orang jadi rajin karena semua “mengharapkan belas kasihan Tuhan.” :p  Yes, Indonesia menjadi Negara maju! Semua karena keadaan! Itu kan yang kita harapkan, menjadi Negara maju? Dengan begitu kita juga bisa dengan sukses mewujudkan cita-cita Pancasila. Itu menurut saya, karena dalam 1 waktu kita sukses menyatukan misi liberalisme dengan sosialisme, inti dari Pancasila. Walaupun akhirnya menjadi kejam memang, karena yang tidak mampu bertahan saat itu juga akan berguguran. Memang benar apa kata orang, tidak ada satupun kebijakan yang bisa menguntungkan semua pihak, tidak ada win-win solution untuk semua orang. Mesti ada yang mengalah. Mengalah untuk menang J

Tidak ada komentar: