Gayus Tambunan, seorang pegawai pajak yang bisa dibilang "menyakiti" hati masyarakat akibat perilakunya, menumpuk uang sebanyak 30 miliar rupiah (3 juta dollar Amerika lebih). Dari rata-rata gaji pegawai pajak yg memang sudah lebih dari cukup, mencapai nilai sebesar itu tentu mustahil bila baru bekerja 5 tahun. Ternyata oh ternyata, dia punya profesi lain, "makelar" namanya. Dari berbagai sumber, sebelum jabatannya diturunkan menjadi pegawai pajak biasa, ia sempat menjadi pegawai di bagian keberatan pajak. Bagian atau subseksi ini tempat dimana berkumpulnya individu atau perusahaan wajib pajak merasa keberatan membayar pajak yang terlalu besar, entah salah hitung atau apalah alasan lainnya. Jadi bisa dibilang lahan ini "lahan basah", selain orang-orang yang mengurusi bea cukai sana. Kenapa disebut lahan "basah"? Menurut ilmu ekonomi yaitu opportunity cost, terkadang untuk memuluskan tujuan, harus ada sedikit pengorbanan yang dikeluarkan. "Pengorbanan" itu dikeluarkan oleh para keberatan pajak, dan pastinya Gayus serta "Gayus-Gayus" lain kecipratan.
Lalu, benarkah ada "Gayus-Gayus" lain di luar sana? Entahlah, mestinya sudah jadi rahasia umum hal-hal yang baru sedikit dikorek ini. Tunggu saja, dan untuk mereka yang kesal sama Gayus, tahan dulu, karena ia menjadi "pemegang kunci" dari rantai panjang makelar di bidang perpajakan.