Mantan ibu negara Ainun Habibie yang sempat terbaring kritis di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman, akhirnya wafat pada pukul 17.30 waktu Jerman pada Sabtu, 22 Mei lalu. Hasri Ainun yang lahir di Semarang, 11 Agustus 1937, merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara keluarga H Mohammad Besari.
Tidak banyak kenangan yang beliau ditinggalkan untuk saya secara pribadi sejujurnya. Tapi, jelas dia merupakan seorang sosok low profile dibalik kesuksesan BJ Habibie. Keharmonisan rumah tangga mereka selama 48 tahun bersama bisa terlihat dari betapa setianya seorang Habibie mendampingi jasad almarhumah hingga dimakamkan di Taman Makan Pahlawan. Ibu Ainun juga orang dibalik perjuangan pengakuan donor mata bagi para tuna netra. Beliau juga yang mendirikan Yayasan ORBIT, yang khusus untuk membiayai pendidikan anak-anak berprestasi yang kurang mampu. Kebetulan, beliau juga yang memberi nama ke sebuah SMA di bilangan Tangerang, Insan Cendekia. Tentu tulisan ini tidak bisa mengungkapkan bagaimana kehilangannya kita sebagai suatu bangsa. Bagaimana kehilangannya kita akan sosok keibuan, lemah lembut, penuh kasih sayang di balik kejeniusan seorang BJ Habibie. Tapi, dari kepergiannya, kita menjadi tahu bahwa, kematian itu adalah suatu kepastian yang akan kita semua alami, dan masih banyak pelajaran-pelajaran berharga lainnya yang kita petik. Terima kasih Ibu Ainun untuk segalanya...selamat jalan...