Untuk beliau

Hari ini cukup melelahkan bagi saya. Dari menjemput ayah di bilangan Semanggi menuju Cengkareng untuk melepas beliau ke Yogyakarta. Di dalam perjalanan, banyak sekali pikiran-pikiran yang terlintas di otak saya, sampai sedikit radikal juga ada. Tapi itu semua menghilang, karena salah satu guru dari sekolah terbaik Indonesia, yang kebetulan saya beruntung pernah sekolah dan lulus dari sana, terkena tumor otak (otak kiri katanya, saya juga kurang tahu dan kurang paham).
Karenanya, sekarang saya mau cerita sedikit yang saya tahu tentang beliau :)
Namanya Pak Zulhiswan, dengan gelar Ir. (Insinyur) yang dia dapatkan dari Universitas Sumatera Utara, tepatnya jurusan Teknik Industri.
Insinyur, jadi guru? Hampir tidak pernah saya mendengarnya, tapi itu menjadi kelebihan beliau dalam mengajar. Dengan suaranya yang berat, gaya yang elegan dan efisien, dan kemampuannya menyihir kelas membuat saya terkagum-kagum dengannya, apalagi kebetulan saya memakai kacamata yang sama dengan beliau, jadi saya sering diledekinlah ceritanya. Mungkin beliau kurang ngeh dengan hal ini :)
Saya memang kurang banyak berbincang dengan beliau, berbeda dengan wali-wali asrama saya, atau guru wali saya yang saat itu juga menjadi kepala sekolah (tidak pernah makan siang bareng sejak dia jadi kepala sekolah padahal). Tapi cukup sering kami bertatap muka saat ia mengajar, dan entah apakah dia melihat cermin di depannya atau seperti menemukan hal lain, banyak hal spontan yang tidak akan pernah anda duga akan dilontarkan oleh beliau..kalau Bapak Mario Teguh bilang, "Luar biasa."
Dan malam ini saya baru mendengar kalau beliau tengah berjuang melawan tumor otak, dan segera dioperasi.

Hanya satu kalimat yang inginkan saya sampaikan. Terima kasih, Pak, telah memberikan warna tersendiri dalam pergulatan saya di dunia pendidikan. Dan atas banyak inspirasi yang anda berikan kepada kami semua, terima kasih, Pak. Cepatlah sembuh.

Pengharapan 2 orang pujangga

benar-benar cerita lama, sangat "menggugah"..mari kita simak

22 Mei 20**
Pagi itu, saya bangun kesiangan. Padahal seharusnya saya ikut main basket sama teman-teman A***** di Sabuga. Tak tanggung-tanggung, saya bangun 1 jam dari jam yang telah ditetapkan. Entah kenapa waktu itu bangun siang, apakah semalamnya ada acara atau tidak, saya lupa. Yang pasti saya tidak jadi main. Iseng-iseng buka YM, eh ada juga salah satu teman yang telat dan bernasib sama. Akhirnya kami berbincang-bincang sampai pada suatu topik berikut:
AD (sebut saja begitu): foto cewe yg di ym loe ntar jadi cewe gw
AD: haha
FA (sebut juga begitu): hoho.. terlambat
FA: kmrn dia nembak gw
FA: pas anak2 futsal
FA: di mimpi
AD: ea
AD: ntar bukan mimpi buat gw
FA: nonton push udah blm?
AD: bukan ntar deh
AD: blm
AD: mo nntn?
FA: eihh
FA: cantik benr
FA: udah gw
AD: hooo
AD: dvdnya dah nongol blm?
FA: 1000bc, sama when stranger call
FA: udah. a**** punya
AD: sip deh
AD: ntar gw pinjem a****
AD: ntar malem si camilla gw tembak
AD: hahaha
FA: cantik bgt y dit?
AD: hmmm
AD: relatif si bar
AD: kalo mnurut gw sih cantik
FA: banget lah
AD: ga tau mnurut loe gmn
FA: parah itu
AD: oke punya lah
FA: udah punya cowo gan
AD: makin seksi juga dia
AD: blm nikah kan
AD: ntar gw lamar
AD: trus gw jadiin islam
FA: udah d **************************
*(banyak bener) mungkin
AD: hahaha
AD: gpp
AD: kan blm islam
AD: wajar
AD: ntar gw islamin
AD: hoho
FA: perjuangan yg hebat
AD: tapi kalo berhasil sebuah kenikmatan yg luar biasa
FA: LUAR BIASA
AD: kalo istri gw kyk gtu gw syukuri mati2an tuh
FA: iya lah
FA: busett
FA: ga bakal selingkuh
AD: makanay
AD: makanya
AD: dapet yg kyk gtu langka
FA: cari yg cantik ya
AD: susah
AD: masa selingkuh
AD: tapi susah ya nyari yg cantik tapi sesuai sama keinginan kita
FA: banyak maunya sih yg cantik
FA: nyadar lagi dia cantik
AD: makanya
AD: gw pgn nyari cewe cantik tapi ga nyadar kalo dia cantik
AD: trus orgnya kalem
FA: haha
AD: itu yg susah dicari
FA: susah
AD: parah
FA: cari d pedalaman dong. yg ga kenal cermin
AD: nah itu masalahnya
AD: kadang2 dipedalaman malah dapet yg gtu lah
AD: ngerti kan maksud gw
AD: hahaha
FA: bener2 dah dunia ini
FA: jadi bagaimana nih
FA: serba salah
FA: ngeselin emang cewe
AD: hahaha
AD: kyknya emang kita cmn bisa bedoa biar dipertemukan dengan wanita yg kita inginkan
AD: walaupun harus nunggu lama
AD: gpp lah
AD: yg pnting ktmu
FA: ktmu
FA: dan hajar dong gan.. jgn d lepas. hha
AD: btul
FA: cuman itu satu2nya cara
AD: langsung diiket
FA: nunggu. sambil memperbaiki dii
AD: yoi
FA: *diri
AD: makanya skrg gw mo jadi org yg kalem
AD: biar dapet cewe yg cantik dan kalem
AD: hehe
FA: wakakakak. woi2. terompet a***** mau kalem nih?? ahh ga seruu
FA: lu kan jadi org paling ribut d award bt
FA: hahaha
FA: kalo di a***** sih ya jgn kalem lah
AD: sayang gtu
FA: haha..
AD: ntar gw malah dijauhin lagi
AD: hahaha
FA: eh ini gw taro d note y
FA: biar keren ceritanya haha
AD: hahaha
AD: diabadikan
AD: silahkan, FA!
AD: pembicaraan antar lelaki tentang wanita
AD: mantab
AD: trus masukin ke **** forum
AD: hahaha
FA: ok
AD is typing a message.
AD: ntar kita liat postingan org2 bakal kyk apaan


Ya, begitulah ceritanya..kalau dipikir-pikir, benar juga adanya
Yang penasaran siapa cewek yang dibicarakan, tampilan di bawah ini bisa mewakili

Bunga dan Kumbang

sekali lagi repost dari teman saya dari notes Facebooknya
 
Hari ini gw mendapat sebuah kalimat aneh yang berasal dari mulut manis seorang temen yang gak kalah anehnya.. hhehe.. apa gerangan kalimat itu?? bgini bunyinya..

Bunga dan Kumbang
“Tidaklah mawar hampiri kumbang.”
Ya sebuah kalimat sederhana yang cukup membuat gw tertawa sekaligus geli saat pertama kali mendengarnya. Mungkin itu juga yang kalian rasakan apalagi kalo tau siapa oknum yang ngomong ini..
Tapi tunggu dulu ternyata kalimat ini gak hanya bisa membuat tertawa tetapi juga memiliki arti yang dalam dan gw baru menyadari ini pas pulang tadi di angkot.
Tiba-tiba aja gw ngeliat bunga di sebuah rumah dan gw baru sadar kalo ternyata, emang udah kodratnya bunga itu untuk diam ditempatnya berada. Dia gak akan jalan kemana-mana, pindah kesana kemari sesuka hati. Dia hanya akan bergerak di wilayah pot atau tamannya saja, tempat dmana ia bisa tumbuh dan dirawat.
Emang udah kodratnya sebuah bunga diciptakan untuk dijaga, dirawat, dan dinikmati keindahannya tapi bukan untuk dipetik sembarangan.
Emang udah kodratnya sebuah bunga menunggu sang kumbang datang menghampirinya. Bukan dia yang berlari mengejar sang kumbang. Mungkin akan banyak hal yang terjadi selama proses menunggu itu.
Mungkin bunga itu akan kehujanan, mungkin bunga itu akan kotor terkena debu, mungkin dia akan rontok dimakan waktu atau mungkin saja ia akan layu.
Tapi kita harus ingat bunga itu akan tumbuh kembali, tetap di tempat yang sama dan memberikan keindahan yang memang dimilikinya dan sekali lagi ia akan terus menunggu hingga sang kumbang yang memang telah ditakdirkan oleh Sang Pencipta datang padanya.

...

Perfect ?

“I don’t need a perfect woman with perfect love. Perfect is ridiculous you know. I just want love that is true. But wait, love is also ridiculous eh?” - a friend.

Opa....

Di dalam keramaian aku masih merasa sepi...

Itu yang saya alami malam ini. Aneh memang, bukannya bergembira karena ditraktir teman, ataupun karena MU lagi-lagi menang dramatis, saya malah sedih. Malah mengeluarkan air mata saat perjalanan pulang tadi.

Ya, saya rindu dengan almarhum Opa.
Rindu saat membayangkan untuk pertama kalinya digendong beliau.
Rindu duduk di atas kuris goyangnya sembari membaca koran Bola bersamanya.
Rindu saat jalan-jalan bersama ke pertokoan kecil itu.
Rindu saat dibelikan bola takraw yang keras dari rotan itu dan bermain bersamanya hingga kaki bengkak.
Rindu dijemput oleh beliau dengan becak.
Rindu saat dipanggil "Cu, cucu.." oleh beliau
Rindu melihat rambut putihnya....

I love you, Opa! :'(

Dream Theater - A Nightmare To Remember

Mvt 1:
Nightmare to remember
I'll never be the same.
What began as laughter
So soon would turn to pain.
The sky was clear and frigid
The air was thick and still
Now I'm not one to soon forget
And I bet I never will

Picture for a moment
The perfect irony
A flawless new beginning
Eclipsed by tragedy.
The uninvited stranger
Started dancing on his own
So we said goodbye to the glowing bride
And we made our way back home.

Life was so simple then
We were so innocent.
Father and mother
Holding each other.

Without warning
Out of nowhere
Like a bullet
From the night
Crushing Glass
Rubber and steel
Scorching fire
Glowing lights
Screams of terror
Pain of Fear
Sounds of sirens
Smoke in my eyes
Sudden stillness
Wrapped in silence
No more screaming
No more cries

Stunned and bewildered
Cold and afraid
Torn up and broken
Frightened and dazed

Stunned and bewildered
Cold and afraid
Torn up and broken
Frightened and dazed

Mvt 2:
Lying on the table
In this unfamiliar place
I'm greeted by a stranger
A man without a face
He said, "Son do you remember?
Do you even know your name?"
Then he shined a light into my eyes
And said, "take this for the pain."

Hopelessly drifting,
Bathing in beautiful agony.
I am endlessly falling,
Lost in this wonderful misery.
In peaceful sedation, I lay half awake
And all of the panic inside starts to fade.
Hopelessly drifting, bathing in beautiful agony.

"Tell me does this hurt you?"
Said the faceless man.
"Can you move all of your fingers?
Can you try your best to stand?"
I asked about the others
"Is everyone okay?"
He told me not to worry
As he turned and walked away.

Hopelessly drifting,
Bathing in beautiful agony.
I am endlessly falling,
Lost in this wonderful misery.
In peaceful sedation, I lay half awake
And all of the panic inside starts to fade.
Hopelessly drifting, bathing in beautiful agony.

Mvt 3:
Day after day
And night after night
We burden the oppressed
Did they ever see the red light?

Over and over
Scene by scene
Like a recurring nightmare haunting my dreams.
How could you prepare
For what would happen next?
The search you'll never have to see
His father such a mess.
It's a miracle he lived
It's a blessing no one died
By the Grace of God above
Everyone survived

[Scream]

Life was so simple then
We were so innocent.
It will stay with us forever
A nightmare to remember

Masa kanak-kanak saya, unique adventure!! :)

share dikit ah..udah dari dulu mau nulis ini, tapi bingung pake metode nulis kayak gimana, hha
mereka yang ahli bilang Periode Emas dalam hidup manusia itu adalah 5 tahun pertama, tapi saya mengalaminya di 7 tahun pertama, sampai kelas 2 SD kira-kira
lahir di Jakarta, tepatnya di sebuah rumah sakit di bilangan Pondok Labu, saat ibu saya tengah asik menonton Piala Dunia 1990 (dan anehnya sekarang dia malah tidak suka nonton bola)
lalu tidak sampai 3 bulan umur saya, saya ikut pindah ke Palembang, sebelum kemudian menuju Sungai Liat, sebuah kota kecil di Pulau Bangka. Jika Andrea Hirata besar di Pulau Belitung, berarti masa kecil kami tidak berbeda jauh. Bergaul dengan Melayu Cina adalah sebuah hal yang biasa buat saya, tukang ngutang ke pedagang mpek-mpek keliling, karena setiap hari jajan terus XD.
Jika Bapak saya pergi dinas ke Palembang, saya tidak pernah tidak ikut, untuk bermain di Timezone di sebuah Mal tepat di samping jembatan Ampera, dan main ke kapal-kapal milik nelayan di Sungai Musi, di bawah jembatan itu.
Saat adik saya mau lahir, saya malah main ke sebuah playgrup (kata ibu saya, karena saya sendiri gak ingat).
Lalu saya masuk ke TK Bhayangkari di kota Lubuk Linggau(Polri punya nih), kalo tiap hari Sabtu pake seragam Polisi..makanya saya ini malah "berkhianat" kalau menghina-dinakan Pak Polisi -_-a
Pernah karena terlalu lama menunggu untuk dijemput sampai 2 jam setelah sekolah, saya pun aja jalan kaki ke kantor bapak saya (jalan kaki? karena tidak ada ojek disana, dan seorang anak TK juga tidak punya ongkos naik angkot), klo ngebayangin emang nyeremin, dan akhirnya nyampe juga di kantor setelah jalan kaki 1,5 jam, kena marah juga, tapi supirnya yg kena marah.
Waktu kelas 1 SD, saya juga pernah bikin kepala teman saya bocor -_-a , apa salah saya ini?? Aduh jadi mau nangis ngingetnya :'(
saat kelas 1 SD juga, saya ingat saat itu ada Olimpiade Athena, saya ngumpet di bawah meja makan sambil makan puding dan minum Sprite XD
kalau pulang ke Padang, tiap pagi makan kue sus yang dibelikan almarhumah Oma saya sambil nonton siaran Cartoon Network, siangnya main ke Timezone (Timezone benar2 masa kecil saya xD)
menonton siaran sepak bola Liga Malaysia dan sepak takraw di TV3 adalah hobi waktu itu
lalu saya ikut lagi pindah ke Probolinggo, entah di mana kota itu berada XD
yang saya ingat, perjalanan ke sana ditempuh dengan kereta api dari Gambir
masuk sekolah siang waktu di sana, dan kalo sekolah naik becak!!
ah pusing banget sekolah waktu itu, karena ada pelajaran muatan lokal (Mulok) Bahasa Jawa, sampai saya dikasih les BAHASA JAWA!! XD
sampai di suatu ujian, cuma saya yang lulus tes bahasa Jawa, sampai ngajarin teman2 saat itu..
bermain sepak takraw dan jalan-jalan ke Mall bersama almarhum Opa saya adalah satu-satunya kegiatan saat liburan. Karena tinggal di sana, jalan-jalan ke Borobudur dan Pantai Kuta jadi gampang. Jalan-jalan ke Pasuruan dan Malang juga sudah biasa. Di sekolah (saat itu kelas 2 SD), ada tes nyanyi untuk pelajaran kesenian, kami bernyanyi bergantian di depan kelas memakai mike, dan setelah tes itu saya baru sadar klo ada speaker ditengah lapangan upacara, yang menandakan klo saat saya bernyanyi tadi, satu sekolah mendengarkan!! Tengsin luar biasa...XD
Ah ada kejadian lucu nih waktu di Probolinggo..di sekolah dulu, kalo ada yang ulang tahun, biasanya kami bernyanyi bersama untuk yang berulang tahun, lalu dengan teratur kami menyalami guru dan juga teman yang berulang tahun. Nah, biasanya kalo menyalami guru kan cium tangan kan? Nah, ada teman sana, manis juga sih :p, dia ulang tahun, nah saya agak kikuk dan kurang antisipasi jadinya. Saat menyalami guru, saya juga menyalami teman saya itu, tapi CIUM TANGAN JUGA!! XD
kayak Romeo mencium tangan Juliet gitu !!(ah gak selebay itu juga -_-a)
waktu keluar kelas, semua teman saya ngecengin gitu. Nah bingung tuh saya, kenapa mereka semua gitu. Langsung aja saya pulang, karena udah ditungguin juga sama tukang becak langganan. Saat udah di depan rumah, saya buka pintu, terus ada yang manggil saya gitu, pas nengok, teman kelas saya yang manggil ternyata, dia naik becak juga dengan seorang teman lagi, dan temannya itu cewek yang saya cium tangannya!! Ah tengsin gila saat itu..sejak itu tiada hari tanpa di-flirting sama dia, saya yang gak terlalu ngerti pergaulan di sana (anak Sumatera di tengah pergaulan Hanacaraka)..gak enak hati juga saya sama dia, karena suatu ketika saya dijemput Bapak saya untuk langsung pulang, saat itu sih tidak ada pamitan. Ternyata hari itu juga saya pindah ke Jakarta. Tidak ada kalimat berpisah dengan teman saat itu. Sorry guys :'(
Pindah ke Jakarta, saya tinggal di Cinere saat itu, dan bersekolah di Pondok Labu, hebatnya SD saya itu bersebelahan dengan rumah sakit tempat saya lahir!! Bayangkan aja, seorang anak kelas 2 SD udah sok2an nostalgia XD
Yah begitulah kisah masa kecil saya yang paling berbekas, dan kayaknya mesti ketemu ama cewek yang saya cium tangannya itu, karena kayaknya saya kena kutuk ama dia karena menghilang tanpa jejak dulu..ah semoga saja dia baca blog ini :'(

Judul Tidaklah Penting

Untuk sebuah tulisan berantakan ini, tidak perlu juga kan yang namanya Judul?
Oke, beberapa hari ini ada 2 kata yang sangat menarik bagi saya, yaitu ideologi dan pragmatisme. Tapi bukan tempatnya kalau saya membahas definisi 2 kata tersebut. Silahkan mencari referensi tersendiri, dan mungkin anda juga akan tertarik untuk membahasnya bila dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa dunia yang baru terjadi. 2 kata itu dengan sangat cerdas mengajarkan saya pelajaran lama, yang terus diulang-ulang dari tingkat SD hingga sekarang, bahwa kepentingan masyarakat harus didahulukan daripada kepentingan keluarga. Tapi terkadang kepentingan masyarakat itu akan mengikuti kepentingan pribadi anda jika anda seorang yang punya kedudukan tinggi di masyarakat.
Lalu apa kabar dengan Bapak Susno Duadji ? Mohon maaf, untuk urusan ini saya tidak akan ikut campur, biarlah 2 dunia yang berbeda, yaitu dunia nyata yang tengah rebut itu dengan dunia otak saya tetap terpisah di kotak-kotak yang berbeda. Dan kedua kotak tersebut tidak aka nada di tulisan ini, Insya Allah.
Oh ya, dari kemarin saya kembali melanjutkan membaca buku yang dari tahun lalu belum tuntas juga, dan sampai hari ini juga belum tuntas. Buku ini bukanlah diktat tebal, melainkan “hanya” sebuah buku berjudul “REALLIONAIRE”, karangan Farrah Gray. Daripada dibilang berpromosi, lebih baik anda cari bukunya di took buku, atau di perpustakaan, dan saya rekomendasikan untuk dibaca. Jika semangat saya menjadi fluktuatif dalam membaca sebuah tulisan, berarti tulisan itu tulisan bagus, dalam hal ini buku “REALLIONAIRE.”
Dan entah mengapa, apa saya mulai gila atau apapun, saya mulai benci dengan siaran langsung berita di televise nasional. Dan anda sebaiknya tidak mengikuti saya dalam hal ini. Oh ya, mungkin karena ada salah satu siaran berita yang harusnya jujur tapi malah menggunakan narasumber palsu. Ya pantes aja saya benci, wong orangnya palsu, hhe.. Bukannya bersikap apatis atau bagaimana, tapi sikap saya membenci tindakan itu agar kita semua sama-sama selektif, baik saya sendiri untuk lebih selektif dalam menonton siaran televisi maupun mereka yang bekerja untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut. Dan beruntunglah mereka yang mampu berlangganan televisi kabel di rumah. Tapi hati-hati juga, mengingat media luar negeri yang terkenal dalam menanamkan doktrin (menurut saya) anti-ini, pro-itu, dukung begini, tolak begitu. Jangan sampai juga anda termakan isu-isu tidak penting di dunia internasional, salah-salah malah ke-Indonesia-an anda yang akan tergerus. Ya tonton saja film-film yang menghibur atau siaran langsung sepakbola, seperti yang saya lakukan sehari-hari jika ada waktu senggang.
Selamat beraktifitas! 

'If', by Joseph Rudyard Kipling

If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you;
(Jika kau bisa bertahan kala semua yang kau miliki hilang dan meninggalkanmu;)
If you can trust yourself when all men doubt you,
(Jika kau dapat memercayai dirimu ketika semua orang meragukanmu,)
But make allowance for their doubting too;
(Sekaligus menghargai keraguan mereka;)
If you can wait and not be tired by waiting,
(Jika kau bisa menunggu dan tak pernah lelah menunggu,)
Or, being lied about, don't deal in lies,
(Atau dibohongi, jangan pernah berbohong,)
Or, being hated, don't give way to hating,
(Atau dibenci, jangan beri jalan untuk kebencian,)
And yet don't look too good, nor talk too wise;
(Jangan pula terlihat terlalu baik, atau berbicara terlalu bijak;)

If you can dream - and not make dreams your master;
(Jika kau bisa bermimpi-dan tidak menjadikan  impian sebagai majikanmu;)
If you can think - and not make thoughts your aim;
(Jika kau bisa berpikir-dan tidak menjadikan pikiran sebagai tujuanmu;)
If you can meet with triumph and disaster
(Jika kau bisa menghadapi kejayaan dan bencana)
And treat those two imposters just the same;
(Dan bersikap sama saat menghadapi keduanya;)
If you can bear to hear the truth you've spoken
(Jika kau bisa mendengar kebenaran dalam kata-katamu)
Twisted by knaves to make a trap for fools,
(Diputarbalikkan untuk menjebak si bodoh,)
Or watch the things you gave your life to broken,
(Atau melihat hal-hal yang kau perjuangkan hancur,)
And stoop and build 'em up with wornout tools;
(Namun kau masih bisa membangunnya kembali;)

If you can make one heap of all your winnings
(Jika kau masih bisa menumpuk semua kemenanganmu)
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
(Dan mempertaruhkannya habis-habisan,)
And lose, and start again at your beginnings
(Lalu kalah, dan memulai dari awal lagi)
And never breath a word about your loss;
(Tanpa pernah menyebut kekalahanmu;)
If you can force your heart and nerve and sinew
(Jika kau bisa memaksa hati, keberanian, dan ototmu)
To serve your turn long after they are gone,
(Untuk tetap berjuang setelah kekalahan,)
And so hold on when there is nothing in you
(Dan untuk bertahn ketika kau tak lagi memiliki apa pun)
Except the Will which says to them: "Hold on";
(Kecuali niat yang berkata, "Bertahanlah";)

If you can talk with crowds and keep your virtue,
(Jika kau bisa berbicara pada banyak orang dan tetap bersikap baik,)
Or walk with kings - nor lose the common touch;
(Atau berjalan bersama sang raja - tanpa kehilangan kerendahan hati;)
If neither foes nor loving friends can hurt you;
(Jika musuh atau teman tidak bisa menyakitimu;)
If all men count with you, but none too much;
(Jika semua orang mengandalkanmu, dengan cara yang tidak berlebihan;)
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds' worth of distance run -(Jika kau tetap bisa memenuhi satu menit penuh kemarahan dengan enam puluh detik ketenangan - )

Yours is the Earth and everything that's in it,
(Maka Bumi dan segala isinya adalah milikmu,)
And - which is more - you'll be a Man my son!
(Dan - lebih dari itu - kau akan menjadi seseorang yang berguna, anakku!)

Dream Theater - The Silent Man



A question well served, is silence like a fever
a voice never heard or a message with no receiver
Pray they won't ask behind the stained glass
There's always one more mask

Has man been a victim of his woman, of his father?
If he elects not to bother, will he suffocate their faith?

Desperate to fall behind the great wall
That separates us all

When there is reason, tonight i'm awake
When there's no answer, arrive the silent man


If there is balance, tonight he's awake
If they have to suffer, there lies the silent man

Sin without deceivers, a God with no believers
I could sail by on the winds of silence
And maybe they won't notice
But this time i think it'd be better if i swim

When there is reason, tonight i'm awake
When there's no answer, arrive the silent man

If there is balance, tonight he's awake
But if they have to suffer, there lies the silent man

Yovie & The Nuno - Menjaga Hati

Dan ini sebuah lirik untuk teman saya nun jauh di sana yang gak bakalan juga mampir-mampir ke sini..
Semoga engkau tersadar dari mimpimu, kawan..

Masih tertinggal bayanganmu
Yang telah membekas di relung hatiku
Hujan tanpa henti seolah pertanda
Cinta tak di sini lagi
Kau tlah berpaling

Reff:
Biarkan aku menjaga perasaan ini, ohh
Menjaga segenap cinta yang telah kau beri
Engkau pergi, aku takkan pergi
Kau menjauh, aku takkan jauh
Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu

Masih adakah cahaya rindumu
Yang dulu selalu cerminkan hatimu
Aku takkan bisa menghapus dirimu
Meski ku lihat kini
Kau di seberang sana

Repeat reff

Andai akhirnya
Kau tak juga kembali
Aku tetap sendiri
Menjaga hati

Repeat reff [3x]

Sejujurnya diriku masih mengharapkanmu

Pelajaran Hari Ini

Cukup banyak kejadian-kejadian yang hadir dari kemarin malam. Awalnya saya membaca status teman-teman di Facebook yang mengharapkan cinta, yah boleh dibilang cinta bertepuk sebelah tangan. Sudah berapa tahun ya dia begitu? Tepat tahun ini berarti 6 tahun..cinta memang gila

Dan mendadak saya dapat ilham, bukan untuk memberi saran kepada teman saya itu, tapi ke diri sendiri. Yaitu, daripada membuat orang lain tersinggung, marah, emosi, tidak senang kepada kita karena perlakuan kita ke orang lain, mengapa tidak kita melakukannya ke diri sendiri? Yah maksudnya mencoba lebih peka, lebih mengutamakan hati, karena memang benar bila laki-laki itu lebih mengutamakan logika, dan hatinya disimpan di kulkas biar dingin (emang es?) :D. Dan melalui semedi yang tidak tuntas karena besoknya mau ikut tes PTN, jadilah saya mendapat ilham, apa yang sebenarnya ingin disampaikan orang-orang sukses, apa yang disampaikan Mario Teguh malam ini. No pain, no gain. Sangat tepat, sangat tepat sekali kata-kata itu. Untuk memperbesar kemampuan kita dalam menampung kebahagiaan, satu-satunya cara hanyalah membuat kita terus bersedih. Karena dengan bersedih, selain kita lebih banyak memohon kepada Tuhan, hati kita lebih terasah, dan lambat laun lebih dewasa, walaupun dalam prosesnya malah dihina-dinakan orang sebagai sikap yang cupu, cengeng, labil. Tapi kelabilan itu sendirilah proses menuju kedewasaan, Jadi kalo banyak teman yang menyebut ABG itu labil saya bukan ABG, untung saja.. :D), coba diganti dengan pake kata childish aja, klo gaolz gitu (haha). Tiap orang punya cara sendiri untuk menjadi dewasa. Ada yang umur 5 tahun sudah berpikir dewasa (Shincan bukan contoh yang tepat, ya :D), ada yang saat di SMA baru dewasa, ada yang bahkan saat menjelang sakaratul maut (sekarat mau mati maksudnya :D) baru dewasa. Dewasa disini beda ya dengan akil baligh, karena akil baligh menurut saya adalah dorongan dari tubuh yang memaksa kita untuk dewasa. Dan saya jadi cukup tercerahkan hari ini, terlepas hari ini agak ngambek karena mendapat kesulitan, tapi yasudahlah. No pain, no gain. Mundur 1 langkah untuk melompat 2 langkah. Mundur 2 langkah lalu berlari marathon setelah itu. Dan semoga Anda yang membaca ini dapat tercerahkan, walaupun hidayah itu bukan datang dari tulisan ini saja. :)

Dream Theater: Best of Times

Remember days of yesterday how it flew so fast
The two score and a year we had I thought would always last
Those summer days and west coast dreams I wished would never end
A young boy and his father, idol and best friend

I'll always remember, those were the best of times
A life time together, I'll never forget


The morning shows on the radio, the Case of the Missing Dog
Lying on the pillows at the old 812 watching Harold and Maude
The record shops, the stick ball fields, my home away from home
And when we weren't together, the hours on the phone

I'll always remember, those were the best of times
I'll cherish them forever, the best of times
But then came the call, our lives changed forever more
You can pray for a change but prepare for the end


The fleeting winds of time flying through each day
All the things I should've done but time just slipped away
Remember seize the day
Life goes by in the blink of an eye with so much left to say

These were the best of times, I'll miss these days
Your spirit lit my life each day

Thank you for the inspiration, thank you for the smiles
All the unconditional love that carried me for miles
It carried me for miles
But most of all thank you for my life


These were the best of times, I'll miss these days
Your spirit lit my life each day
My heart is bleeding bad but I'll be okay
Your spirit guides my life each day


Mega Factories: Totalitas dalam berkarya

Di zaman sekarang, normalnya tiap orang pasti pernah menonton TV, minimal melihat sekilas saat makan di warteg atau ikut nimbrung nonton pertandingan olahraga di rumah tetangga. Walaupun kini banyak siaran yang tidak mendidik, tapi ada 1 acara yang menarik hati saya. Acara itu adalah Mega Factories, tentang bagaimana sebuah produk hebat dibuat dengan totalitas pekerjanya. Di musim keduanya, sudah beberapa episode yang ditayangkan. Antara lain episode Lamborghini yang membuat Murcielago SV, Rolls-Royce yang membuat Phantom, dan Audi dengan R8.
Fokus saya pada tulisan ini adalah bagaimana mereka yang bekerja di masing-masing pabrik sangat total melakukan pekerjaannya, ditambah mereka membuat mobil-mobil hebat itu dengan tangan (hand-made). Dari urusan mesin, bodi mobil, proses pengecatan, perakitan, inspeksi hingga road test, mereka benar-benar menggunakan standar tinggi dan menolah segala bentuk kekeliruan. Sebuah pembelajaran bagi kita sebenarnya, bahwa kesungguhan dalam berusaha, yang tentu dengan diberlakukannya standar yang tinggi pantas untuk dihargai. Menggelitik juga mengingat banyak produsen mobil di Indonesia yang lebih mengejar profit dan kuantitas tersedianya barang daripada kualitas dan keamanan bagi penggunanya. Tapi mungkin tidak bisa dicompare juga, karena demandnya memang berbeda.

Jadi, bolehlah kita membahas sedikit, karena sepertinya gak asik klo cerita tapi yang membaca gak ngerti :D
Yang pertama kita ngomongin Murcielago SV, dimana arti SV sendiri berarti "Super Veloce" atau "Super Fast." Maha karya ini dibanderol seharga 300.000 euro, tentu makni mahal jika anda mencoba memboyongnya ke Indonesia. Mobil ini dalam pembuatannya melibatkan 130 orang. Kedua adalah Rolls-Royce Phantom, yang diklaim mobil ini sangat berat karena fitur mewah di dalamnya, tapi punya akselarasi lembut. Yang pernah mendengar atau mencoba naik Airbus A380 pasti tahu betapa hebatnya mesin pesawat itu bekerja. Mampu mengangkat pesawat raksasa tapi mengeluarkan suara yang tidak bising seperti pesawat kebanyakan. Dan untuk membuat 1 Phantom, butuh waktu 2 bulan. Bayangkan! Bukan karena kekurangan pekerja, tapi karena prosesnya yang benar-benar buatan tangan itu. Jadi maklum aja. Dan yang terakhir adalah Audi R8. Yang menarik untuk disimak adalah setengah dari pekerja pembuat R8 ini berusia di atas 40, sehingga sering disebut "silverliners" :D. Mereka yang terpilih membangun R8 tentu bukan orang sembarangan di bidangnya. Normalnya, dibutuhkan 70 jam kerja atau 8 hari untuk membuat mobil ini dari bahan aluminium hingga bisa meluncur di jalan. Dibanding Phantom, tentu R8 lebih cepat prosesnya. Tapi keduanya memang punya segmen tersendiri. Phantom mengutamakan kemewahan (tidak pantas menyandingnya dengan BMW atau Mercy :p), sedangkan  R8 mengutamakan kecepatan, sangat pas untuk mereka yang hobi memacu adrenalin.
Dan hanya mimpi saja membayangkan  bisa naik di salah satu mobil ini. Tapi siapa tahu? Sekarang boleh saja bermimpi, tapi kedepannya mungkin ada saat dimana saya punya kesempatan memacu salah satunya. Namanya juga mimpi.
Buat yang masih penasaran silahkan mampir ke http://www.natgeotv.com

Harga sebuah Idealisme

Medio, 15 Maret 2006
Dalam sebuah ruang dimana kebebasan bisa didapat tanpa perjuangan
Wajarkah bila sang aku memilih untuk berdiam diri dan termenung?
Wajarkah aku memilih terkurung disaat aku tahu ada mereka yang dikurung?
Wajarkah aku menyalahkan mereka, disaat dengannya sekejap?
Atau wajarkah aku memilih tidak merasa bersalah, ketika aku tahu aku salah?
Demi tuhan yang tahu apa niatku
Tak ada kefakiran yang aku tidak merasa lemah terhadapnya, kecuali waktu
Dan hanya berniat, bila tiba waktuku
Ku mau tak akan seorang pun menghadangku, walau itu aku.
Ketika idealisme dipertanyakan dalam tatanan praktis, dimana sepantasnya kita menampilkannya?
Sebagai gambaran, adakah seorang konseptor yang bertindak sebagai praktisi? Jawabnya ada. Dan pertanyaan tentang hal diatas, akan sangat-sangat jelas ketika dijawab oleh mereka.
Alkisah dalam sebuah negeri antah berantah, saya menyebut negera itu bernama indoensia. Sebuah negara dongeng yang semuanya berlaku selayaknya disurga.
Indonesia, dalam kisah saya ini diibaratkan sebuah kampung kecil terpinggir yang berada didalam pedalaman hutan yang tidak tersentuh oleh siapapun, hingga ada orang-orang bernafsu yang munafik mencoba mengatakan bahwa kampung itu menyimpan emas. Memang entah iya entah tidak, walaupun dongeng sebelum tidur dalam kampung itu selalu bercerita tentang raksasa kecil yang berhajat sebuah emas batangan.
Dan konon orang-orang bernafsu tersebut meminta sebuah pertolongan dengan pembagian 1:3, satu untuknya dan tiga untuk mereka sang orang luar atas emas yang bila nanti ditemukan dalam kampung tersebut. Tetapi orang-orang bernafsu tersebut meminta sebuah syarat tambahan, yakni penguasaan terhadap kampung tersebut. Dan ini pun menjadi syarat konyol menurut orang luar tersebut yang tidak seharusnya diajukan oleh orang-orang yang beranggapan kewarasan pun ada batasnya.
Setelah beberapa tahun setelah itu, emas batangan pun ditemukan. Dan dibagi berdasarkan apa yang sudah disepakati. Dengan tambahan syarat tersebut, penguasaan terhadap yang lain. Ketika waktu terus berjalan, tahun pun berubah menjadi sewindu dan dasawarsa. Orang-orang bernafsu tersebut bingung, penguasaan satu terhadap yang lain hanya bisa dipertahankan dengan memenuhi kebutuhan mereka, sedangkan hasil emas kemarin telah dibagikan, ketika ada sebuah opsi yakni menggunakan emas miliknya, maka sang pengecut itu berkata dalam hati, kenapa kebutuhan mereka harus ia pikirkan. Lalu ia memutuskan untuk tidak jadi berkuasa terhadap yang lain.
Cerita sederhana, tapi telah terlihat bahwa orang pintar akan selalu tampak bodoh tanpa idealisme. Tapi kenapa setiap generasi dalam negara dongeng yang saya sebut indonesia itu, selalu ada orang-orang pintar yang bodoh.
Entahlah, ketika idealisme mulai dipertanyakan dan dijual dengan harga tinggi, itulah harga terendah dari sebuah idealisme. Karena idealisme adalah harta orang-orang miskin untuk merasa kaya, adalah ilmu orang-orang bodoh untuk merasa cerdas, adalah kepuasan orang-orang lapar untuk merasa kenyang, adalah keteguhan orang-orang berkeyakinan untuk merasa kokoh, dan prestise seorang pemuda untuk merasa berharga bahkan lebih.

by Abdullah Arifianto

Mahalnya opoortunity cost untuk sebuah hal

Apakah hal yang saya maksud itu? Tak lain adalah pengalaman, experience kalau orang British sana bilang.
Karena pengalaman selalu mengajarkan banyak hal, menafsirkan makna hakiki dari suatu peristiwa, menjernihkan pikiran kusut, melapangkan dada sesak.
Menjelang umur kepala 2 saya, dan 19 tahun hidup berseni yang telah ditempuh, masih sedikit yang baru saya tahu. Bisa saja saya katakan kalau saya tahu banyak hal, kenyatannya malah menunjukkan kalau saya masih berpangkat rendah dalam berilmu. Di bumi ini, semua manusia bisa berpendapat, berteori bahasa kerennya, tapi berapa banyak yang teorinya itu diakui, lalu diangkat menjadi Postulat atau bahkan Dalil? Tidak banyak, itu jawabannya.
Jadi, orang boleh berteori tentang apa pun, termasuk kepada kita, tapi belum tentu teori mereka benar. Untuk membuktikannya, kita sendirilah yang harus melakukan pembuktian. Film dokumenter "By The People: The Election of Barack Obama" cocok untuk menunjukkan sedikit maksud saya ini.
Dulu, saya jamin pasti banyak orang mencibir Bill Gates, Einstein, Sergey Brin dan Larry Page (pendiri Google) adalah orang-orang gagal karena terkena Drop Out dari kampusnya. Sekarang? Hampir semua orang punya akses ke komputer, dan mayoritas OS adalah Microsoft, karya Bill Gates. Banyak fisikawan mengagumi kejeniusan Einstein, bahkan untuk menginterpretasikan Teori Relativitasnya perlu dibuat satu jilid buku sendiri, dan tiap versi buku-buku itu beda pemahamannya, tergantung siapa penulisnya. Orang yang dulu menghina-dinakan Brin dan Page mungkin banyak yang harus menjilat air liur sendiri karena menganggur dan memanfaatkan Google Adsense untuk mencari uang. Who knows?
Nabi Muhammad SAW dulu pernah dicap gila karena sering "semedi" di gua, pikirannya sinting, dan sekarang? Sudah 1425 (mungkin lebih, lupa juga waktu nulis ini) tahun Hijriyah sejak kepindahannya dari kota Mekah Al Mukarramah karena dianggap gila, tapi apa Al Qur'an dan Hadits serta ajaran perilakunya dianggap gila juga sekarang?
Maka, bersemangatlah kawan! La Tahzan (Jangan Bersedih)! Waktunya untuk menunjukkan kepada mereka siapa kita sebenarnya!

Tahan diri

Gayus Tambunan, seorang pegawai pajak yang bisa dibilang "menyakiti" hati masyarakat akibat perilakunya, menumpuk uang sebanyak 30 miliar rupiah (3 juta dollar Amerika lebih). Dari rata-rata gaji pegawai pajak yg memang sudah lebih dari cukup, mencapai nilai sebesar itu tentu mustahil bila baru bekerja 5 tahun. Ternyata oh ternyata, dia punya profesi lain, "makelar" namanya. Dari berbagai sumber, sebelum jabatannya diturunkan menjadi pegawai pajak biasa, ia sempat menjadi pegawai di bagian keberatan pajak. Bagian atau subseksi ini tempat dimana berkumpulnya individu atau perusahaan wajib pajak merasa keberatan membayar pajak yang terlalu besar, entah salah hitung atau apalah alasan lainnya. Jadi bisa dibilang lahan ini "lahan basah", selain orang-orang yang mengurusi bea cukai sana. Kenapa disebut lahan "basah"? Menurut ilmu ekonomi yaitu opportunity cost, terkadang untuk memuluskan tujuan, harus ada sedikit pengorbanan yang dikeluarkan. "Pengorbanan" itu dikeluarkan oleh para keberatan pajak, dan pastinya Gayus serta "Gayus-Gayus" lain kecipratan.
Lalu, benarkah ada "Gayus-Gayus" lain di luar sana? Entahlah, mestinya sudah jadi rahasia umum hal-hal yang baru sedikit dikorek ini. Tunggu saja, dan untuk mereka yang kesal sama Gayus, tahan dulu, karena ia menjadi "pemegang kunci" dari rantai panjang makelar di bidang perpajakan.